Advertorial

Serangan ke Hiroshima Memang Lebih terkenal, Tapi Serangan ke Nagasaki Menyimpan Kisah yang Lebih Seru

Ade Sulaeman

Penulis

Serangan bom atom ke Nagasaki tidak terlalu banyak diberitakan disebabkan korban yang dinilai lebih sedikit dari Hiroshima.
Serangan bom atom ke Nagasaki tidak terlalu banyak diberitakan disebabkan korban yang dinilai lebih sedikit dari Hiroshima.

Intisari-Online.com - Tanggal 6 Agustus 1945, pukul 02:45 pagi, pesawat pengebom B-29 Enola Gay yang dipiloti Kolonel Paul Warfield Tibbets berangkat dari pangkalan udara North Field, Tinian, Kepulauan Mariana untuk menjalani penerbangan sejauh lebih 4000 km, menuju Hiroshima.

Ketika sampai di atas Iwojima, pulau bergunung yang sudah dikuasai oleh Sekutu, Enola Gay membuat putaran 360 derajat dan tak lama kemudian kota Hiroshima menampakkan diri.

Bom yang dijuluki Little Boy seberat 8.900 pon (4.036,97kg), tepat pada pukul 09:15 lewat 15 detik dijatuhkan.

Ledakan dahsyatnya mengakibatkan 60% kota Hiroshima hancur lebur.

Dari jumlah total penduduk kota 348.000 orang, 78.000 orang tewas dan 100.000 lainnya luka-luka atau hilang.

(Baca juga: Pilot Pesawat yang Jatuhkan Bom Atom di Jepang Hingga Renggut Ratusan Ribu Nyawa Mengaku Tak Pernah Menyesal)

Ketika berhasil kembali dan mendarat selamat di Tinian, tim Tibbets langsung disambut oleh Jendral Carl Spaatz, Komandan Strategis AU AS, sambil memberikan penghargaan istimewa, Distinguished Service Cross, sedangkan awak Enola Gay lainnya mendapat Air Medals.

Sementara itu President Harry S. Truman yang masih dalam perjalanan dan berada di atas kapal perang USS Augusta begitu mendengar pengeboman itu berhasil langsung memberikan komentar bersemangat, “Ini merupakan peristiwa paling besar dalam sejarah”.

Truman tak lupa menjelaskan bahwa pengeboman spektakuler itu bisa terjadi berkat suksesnya program Proyek Manhattan.

Sukses misi Tibbets kemudian disusul oleh misi pengeboman tim Mayor Charles S. Sweeney, Komandan Skadron Pengebom ke-393 yang pada 9 Agustus 1945 juga berhasil melepas bom atom Fat Man ke Nagasaki.

Kendati tim Sweeney sempat terhadang cuaca buruk dan harus terbang berputar-putar, pilihan menjatuhkan bom atom di atas Nagasaki dianggap tepat dan membuat Jepang bertekuk lutut kepada Sekutu tanpa syarat.

(Baca juga: Seram! Seperti Inilah Pemandangan Kota Hiroshima dan Nagasaki Sesaat Setelah Bom Atom Dijatuhkan dan Saat Ini)

Kisah peluncuran Fat Man ke kota Nagasaki sebenarnya lebih seru dibanding misi Enola Gay. Kok bisa?

Pasalnya ketika tim Sweeney memutuskan meluncurkan bom atom, pesawatnya sudah nyaris kehabisan bakan bakar akibat terlalu berputar-putar saat mencari sasaran dan ada kemungkinan tidak bisa mendarat kembali di Tinian.

Setelah bom jatuh meledak disusul manuver pesawat berkecepatan maksimal pun mengandung resiko tinggi mengingat makin menipisnya bahan bakar.

Tim Sweeney akhirnya bisa mendaratkan pesawat bermesin empat ini di Tinian dengan dua mesin mati.

Letnan Jenderal Doolittle yang menyambutnya di pangkalan lalu memberinya penghargaan Distinguished Flying Cross bagi Sweeney dan Distinguished Service Cross bagi kesembilan awak lainnya.

(Baca juga: Inilah Pertempuran Habis-habisan antara Tentara Sekutu Melawan Tentara Jepang yang Berujung pada Jatuhnnya Bom Atom)

Namun demikian pengeboman Nagasaki dengan korban lebih sedikit dibandingkan Hiroshima, 35.000 orang tewas dan 60.000 terluka, tak diberitakan segencar pengeboman yang dilakukan tim Tibbets.

Sebab, pers dunia lebih fokus pada kekalahan Jepang dalam PD II.

Kaisar Hirohito secara resmi menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 2 September 1945 di atas geladak kapal perang USS Missouri yang tengah berada di Teluk Tokyo.

Artikel Terkait