Advertorial
Intisari-Online.com -Tak hanya menakut-nakuti Amerika, uji coba rudal balistik yang menjadi kegemaran pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akhir-akhir ini juga membahayakan penerbangan sipil.
Rudal balistik , yang jika diluncurkan biasanya jatuh di dekat Rusia dan Jepang itu, ternyata berpotensi menghantam pesawat komersil yang sedang melintas di jalur yang sama.
Dalam aturan internasional, setiap negara yang sedang menguji coba peluncuran roket atau rudal seharusnya memberikan peringatan (Notice for Airmen/NOTAM) kepada bandara-bandara atau Kementerian Perhubungan negara lain.
(Baca juga:Korea Utara yang Uji Coba Rudal Balistik, kok Amerika Serikat Marah kepada China?)
Pemberitahuan itu biasanya disampaikan melalui surat elektronik sehingga rute penerbangan bisa dialihkan dan menghindari wilayah udara yang sedang digunakan untuk melakukan uji coba peluncuran rudal.
Dalam uji coba peluncuran rudal balistik yang dilakukan oleh Korut pada Jumat (28/7) kemarin, pihak militer Jepang sebenarnya sangat khawatir.
Pasalnya lintasan rudal Korut yang jatuh pada jarak 150 km dari pulau Okushin, Jepang, baru saja dilintasi pesawat komersil Prancis, Air France 293.
Rudal balistik Korut yang diluncurkan pada 4 Juli 2017, menurut Departemen Pertahanan AS, juga sangat berbahaya karena meluncur di jalur penerbangan internasional yang sibuk.
Terkait lintasan uji coba rudal Korut yang sangat membahayakan dunia penerbangan komersil itu karena dilakukan tanpa NOTAM, Korsel sebenarnya telah memberi peringatan kepada dunia penerbangan internasional sejak tahun 2014.
Namun pihak Korut sendiri tampaknya tidak menggubris NOTAM yang harus dikeluarkan saat menguji coba peluncuran rudal karena proses uji cobanya memang sengaja dilakukan secara diam-diam.
Pasalnya tujuan utama Korut menguji peluncuran rudal balistik selain menyenangkan hati Kim Jong-un juga untuk menakut-nakuti AS sehingga abai terhadap keselamatan penerbangan internasional.
(Baca juga:Korea Utara Nyatanya Masih Punya Jalur Penerbangan Internasional Walau Tujuannya Cuma 2 Negara, Apa Saja?)
Namun jika sampai ada pesawat komersil yang rontok karena tehantam rudal Korut, jelas akan menjadi malapetaka internasional.
Soal rudal yang nyasar dan menghantam pesawat komersil ternyata bukan isapan jempol semata.
Pesawat komersil Malaysia, Malaysia Airlines, yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur diduga tertembak jatuh oleh rudal di atas udara Ukraina, pada 17 Juli 2014 lalu.
Dan kita tahu, sebanyak 283 penumpang yang berada dalam pesawat itu tewas.