Advertorial
Intisari-Online.com – Awalnya, ia berniat membantu korban, namun justru ialah yang menjadi korbannya.
Dikutip dari lama tribunnews.com yang mengutip dari viral4real.com, Crisanto Amoranto tengah dalam perjalanan menuju kantornya.
Di tengah jalan, pria asal Sitio Laray, Barangay Carreta, Cebu, Filipina ini melihat seorang wanita yang tengah dianiaya.
Bahkan pelaku diduga akan memerkosa korban.
Alhasil, Crisanto berniat membantu.
(Baca juga: ‘Souvenir’ Tangan Mumi Korban Perkosaan dan Pembunuhan para Imam yang Membawa Petaka)
Dia bersama beberapa pihak keamanan mencoba melumpuhkan pelaku yang bernama Rolando Ybanez tersebut.
Namun pelaku akhirnya berhasil melarikan diri.
Crisanto dan pihak keamanan pun menghampiri wanita yang menjadi korban tindak kejahatan tersebut.
Sayangnya, cerita belum selesai.
Rolando, si pelaku, ternyata tidak melarikan diri. Dia justru pulang ke rumahnya dan mengambil senjati api.
(Baca juga: Demi Gadis Umur 10 Tahun Korban Perkosaan, Pemerintah India 'Langgar' Hukum)
Lalu kembali ke TKP dan dor! Dia menembak kepala Crisanto.
Dalam sekejab, Crisanto rubuh dan bersimbah darah. Ia pun meninggal di tempat.
Merasa bersalah dan menyesal telah menembak Crisanto, Rolando pun menyerahkan diri ke pihak kepolisian Barangay Barsigo beberapa saat setelah kejadian.
Inspektur Senior Dexter Barsigo sudah mengkonfirmasi semua tindak kriminal yang dilakukan oleh Rolando. Termasuk percobaan pemerkosaan dan penembakan.
Warga yang mengetahui kasus ini langsung meminta Rolando dihukum mati. Sebab, mereka menyayangkan kematian Crisanto yang sudah menjadi “pahlawan”.