Intisari-Online.com – Seorang murid dan gurunya berjalan melewati hutan. Murid ini merasa terganggu karena pikirannya tidak tenang.
Dia bertanya kepada gurunya: "Mengapa kebanyakan pikiran orang resah, dan hanya sedikit yang memiliki pikiran yang tenang? Apa yang bisa kita lakukan untuk tetap tenang?”
Guru memandang murid itu, tersenyum dan berkata.
(Baca juga:Sisihkan Waktu untuk Santai, Salah Satu Mempertajam Pikiran agar Tak Mudah 'Tulalit')
"Saya akan menceritakan sebuah cerita. Seekor gajah berdiri dan memetik daun dari sebatang pohon. Seekor lalat kecil datang, terbang dan berdengung di dekat telinganya.
Gajah itu mengusirnya dengan telinganya yang panjang. Kemudian lalat itu kembali lagi, dan gajah itu mengusirnya sekali lagi. Hal ini diulang beberapa kali. Kemudian gajah itu bertanya pada lalat, "Kenapa kamu begitu gelisah dan ribut?
Kenapa kamu tidak tinggal sebentar di satu tempat? " Lalat itu menjawab, "Saya tertarik pada apapun yang saya lihat, dengar atau cium. Lima indera saya, dan segala sesuatu yang terjadi di sekitar saya, menarik saya terus-menerus ke segala arah, dan saya tidak dapat menahannya. Apa rahasiamu bagaimana kau bisa tetap tenang dan hening?" Gajah itu berhenti makan dan berkata, "Kelima indra saya tidak menguasai perhatian saya. Saya mengendalikan perhatian saya, dan saya bisa mengarahkannya kemanapun saya mau.
Ini membantu saya untuk meredam apapun yang saya lakukan, dan karena itu, menjaga pikiran saya tetap fokus dan tenang.
Sekarang saya sedang makan, maka saya benar-benar fokus dalam makan. Dengan cara ini, saya bisa menikmati makanan saya dan mengunyahnya dengan lebih baik.
Saya mengendalikan perhatian saya, dan bukan sebaliknya, dan ini membuat saya tetap tenang.”
Setelah mendengar kata-kata ini, mata murid tersebut terbuka lebar, dan sebuah senyuman muncul di wajahnya.
Dia menatap gurunya dan berkata, "Saya mengerti! Pikiran saya akan selalu berada dalam keruwetan, jika kelima indra saya, dan apa pun yang terjadi di dunia sekitar saya, mengendalikannya.
Sementara, jika saya memegang kendali kelima indera saya, mampu mengabaikan kesan indra, dan mampu mengendalikan pikiran saya, pikiran saya akan menjadi tenang, dan saya akan bisa mengabaikan kegelisahannya. "
"Ya, memang benar," jawab sang guru, "Pikiran gelisah dan melayang kemana pun perhatiannya tertuju. Kendalikan perhatian kita, dan kita mengendalikan pikiran kita."