Bisa Jadi Karyawan Terbaik adalah Perempuan Paruh Baya karena Mereka Lebih Fokus

Moh Habib Asyhad

Editor

Bisa Jadi Karyawan Terbaik adalah Perempuan Paruh Baya karena Mereka Lebih Fokus
Bisa Jadi Karyawan Terbaik adalah Perempuan Paruh Baya karena Mereka Lebih Fokus

Intisari-Online.com -Jika Anda menginginkan pekerja jangka pendek tapi hasilnya bagus, cobalah mempekerjakan perempuan paruh baya. Bisa jadi mereka adalah jenis karyawan terbaik yang pernah Anda miliki karena biasanya mereka lebih fokus dibanding yang lain.

Baru-baru ini, sebuah perusahaan komunikasi, Wunderlich Kaplan Community, yang berbasis di New York, merekrut delapan staf berusia 30-an, 40-an, dan 50-an. Mereka rata-rata menginginkan kembali pekerjaan setelah melahirkan anaknya—entah anak pertama atau anak kedua. Lebih dari itu, perusahaan ini sudah muak dengan para karyawan yang lebih muda, yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor untuk berselancar di dunia maya dan cari sampingan.

Selain fokus, perempuan paruh baya lebih banyak pengalaman, keterampilan, dan lebih baik dan memilih-memilah dibanding generasi yang lebih muda. Dara Kaplan, pendiri perusahaan itu, mengatakan bahwa ia terinspirasi dari The Intern, film Robert De Niro yang bercerita tentang seorang duda 70 tahun yang magang di sebuah perusahaan mode online.

“Ada banyak pengalaman dari mereka,” tambah perempuan 31 tahun itu. “Orang-orang lupa, jangan hanya gara-gara ia (karyawan paruh baya) tidak aktif di media sosial berarti ia tidak tahu apa-apa.”

Dara Kaplan (gaun merah) yang mengaku terinspirasi The Intern-nya Robert De Niro/Daily Mail

Delapan perempuan paruh baya itu akan ditugaskan di bagian laporan pembayaran selama enam minggu dalam sebuah program yang disebut “The Intern”. Mereka akan belajar ilmu-ilmu PR, menggunakan media sosial, menulis siaran pers, dan keterampilan-keterampilan lain yang biasanya dimiliki anak-anak muda, seperti vloging.

Gwen Wunderlich, co-founder perusahaan, menyebut anak-anak muda sekarang cenderung kurang fokus; mereka ingin membuat blog, mereka ingin menjadi fotografer, mereka menginginkan segalanya untuk dikerjakan. Meski demikian, Kaplan bukan anti-generasi milenial. “Saya menyukai milenial. Kreativitasnya, petualangannya, dan jiwa kewirausahaannya luar biasa,” tutur Kaplan.(Daily Mail)