Intisari-Online.com - Tradisi berupa festival dikejar banteng, Festival San Fermin, yang rutin digelar di kota-kota Spanyol setiap musim panas ternyata menimbulkan keprihatinan bagi sejumlah orang muda Spanyol.
Para muda-mudi yang tergabung dalam komunitas Animal Naturalis yang tujuannya mencintai binatang itu melaksanakan aksi protes terhadap pagelaran Festival San Fermin yang berakibat terbunuhnya sejumlah banteng secara sadis.
Demi menarik perhatian pemerintah dan warga Spanyol yang umumnya begitu tergila-gila dengan Festival San Fermin, sekitar 100 muda-mudi tampil secara topless.
Dengan tubuh yang nyaris telanjang itu, para pemrotes untuk menunjukkan keprihatinannya terhadap ribuan banteng yang telah tewas dalam Festival San Fermin, mencoreng-moreng wajah menggunakan cat warna merah darah, mengenakan tanduk palsu, dan menulis pesan “Stop Festival Banteng” di bagian tubuh topless-nya.
Direktur komunitas Animal Naturalis Spanyol, Aida Dascon menyatakan memang sangat sulit menghilangkan festival dikejar banteng yang sudah menjadi tradisi itu.
(Baca juga: Di Tengah Ribuan Mata Penontonnya, Seorang Matador Meregang Nyawa Ditanduk Banteng)
Tapi minimal terjadi pengurangan penggelaran festival di sejumlah kota mengingat populasi banteng juga makin menurun.
Aida Dascon menekankan sedikitnya ada 50 ekor banteng yang mati secara pelan-pelan dalam setiap pegelaran Festival San Fermin.
Semua itu demi menunjukkan keberanian warga Spanyol melalui acara dikejar-kejar banteng yang kemudian bantengnya mati bersimbah darah.
Komunitas Animal Naturalis sebenarnya telah melancarkan protes terhadap Festival San Fermin selama 14 tahun terakhir tapi ternyata tidak mendapat tanggapan yang berarti dari pemerintah.
Protes kali ini dengan penampilan gila-gilaan secara topless dan wajah dicat merah darah diharapkan mampu menarik perhatian khalayak ramai.
(Baca juga: (Video) Mengerikan, Seekor Banteng Menyerang Penonton yang Memfilmkan Dirinya!)
Target utamanya adalah agar publik Spanyol tidak tertarik lagi dengan festival dikejar banteng yang sering memakan korban jiwa dan kematian banteng itu sendiri secara sadis.