Intisari-Online.com -Meski kini sedang diduduki Israel, PBB, melalui lini kebudayaan UNESCO, menegaskan bahwa Kota Tua Hebron adalah milik Palestina.
“Situs warisan dunia Palestina dalam bahaya,” tulis UNESCO pada Jumat (7/7).
(Baca juga:Rebut Kota Tua Mosul, Pasukan Khusus Irak Pastikan ISIS Lenyap dari Negara Itu)
Tentu saja, Israel marah atas deklarasi yang dibuat oleh UNESCO tersebut.
Sebagai informasi, UNESCO mengambil keputusan tersebut dalam pertemuan di Krakow, Polandia, untuk menegaskan Hebron dan dua tempat suci yang berdekatan, yakni makam kuno Yahudi dan masjid Al-Haram Al-Ibrahimi, sebagai bagian milik Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan hal itu merupakan “keputusan lain UNESCO yang bertentangan dengan kenyataan”.
Sang Perdana Menteri bilang, Israel akan “terus menjaga gua Makhpela, untuk menjamin kebebasan beragama bagi siapa pun dan menjaga kebenaran.”
Bagaimanapun juga, ini adalah bentuk lain dari kemenangan perjuangan diplomatik Palestina di ranah internasional.
“(Ini) bukti dari keberhasilan perjuangan diplomatik Palestina yang dilancarkan di semua bidang dalam menghadapi tekanan Israel dan AS atas negara-negara anggota (UNESCO),” ujar Menteri Luar Negeri Palestina Reyad Al-Maliki.
Untuk diketahui, Hebron adalah kota Palestina terbesar di Tepi Barat yang diduduki dengan populasi sekitar 200 ribu orang.
Sekitar 1.000 pemukim Israel tinggal di jantung kota dan selama bertahun-tahun telah menjadi tempat perselisihan agama antara Muslim dan Yahudi.
Orang-orang Yahudi percaya bahwa Gua Para Leluhur (Cave of the Patriarchs) adalah tempat Abraham (Ibrahim), Ishak, dan Yakub dan istri mereka dikuburkan.
Gua Para Leluhur itu lebih dikenal dengan Gua Makhpela, yang berada di kompleks yang disebut oleh orang Muslim sebagai Al-Haram Al-Ibrahimi, juga dikenal sebagai Tempat Suci Abraham, pada abad ke-14.
Tempat ini merupakan tempat yang dianggap suci dan menjadi situs keagamaan yang penting di Tepi Barat bagi orang Yahudi, Kristen, dan Islam.
Tempat itu begitu penting dari sudut keagamaan dan juga bagi para pemukim Israel itu yang bertekad ingin memperluas kehadiran Yahudi di sana.
(Baca juga:Mengharukan, Sang Ibu Terluka Parah Akibat Kecelakaan, Bayi Palestina Ini Disusui oleh Perawat Yahudi)
Tinggal di jantung kota itu, mereka memerlukan keamanan ketat dengan sebanyak 800 tentara Israel melindungi mereka.
“Hanya dengan kehadiran Israel, seperti di Hebron, kebebasan beribadah dijamin bagi siapa pun. Di mana pun di wilayah Timur Tengah, masjid-masjid, gereja-gereja dan sinagog-sinagog diledakkan—tempat-tempat di mana Israel tidak hadir,” ujar Netanyahu nyinyir.
(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "PBB Deklarasikan Kota Tua Hebron Milik Palestina")