Hakim dengan segera memvonisnya bersalah. Mengacu pada peraturan "tidak akan tunduk atau membiarkan sihir berkuasa", hakim memutuskan Comfort Ainsworth bersalah dan menjatuhkan hukuman gantung keesokan harinya.
Tidak seorang pun siap menghadapi peristiwa selanjutnya. Karena dia tidak diperkenankan membela dirinya sendiri, orang berasumsi bahwa nenek tua ompong itu akan tetap tinggal diam.
Sebelum petugas pengadilan bisa menghentikannya, tiba-tiba dia berdiri tegak dan menunjuk kolonel dengan jarinya yang kurus.
"Selama hidupku," teriaknya, "aku tidak pernah mengutuk siapa pun! Tapi aku bisa mengutukmu, karena engkau dan kaki tanganmu telah menyeretku ke tiang gantungan!"
(Baca juga: Sabu-sabu di Brangkas Gatot Brajamusti: Inilah yang Harus Kita Ketahui tentang Sabu-sabu)
"Camkanlah hal ini benar-benar - ketika kau menuju liang kubur sebentar lagi, kubersumpah akan meninggalkan jejak kakiku di atas batu nisanmu, sehingga seluruh dunia akan terus mengingat peristiwa hari ini!"
Seorang petugas membekap mulut nenek itu dan membawanya keluar ruang pengadilan.
Namun kata-katanya meresahkan desa itu. Beberapa orang yang melihat ketika nenek tua itu digantung keesokan harinya, tidak melihat Kolonel Bucks muncul di sana.
Tiga bulan kemudian. kolonel meninggal akibat "penyakit tertentu", dan pewarisnya menemukan surat wasiat yang baru ditulisnya.
la menginginkan batu nisan di atas kuburannya harus berbentuk putih polos yang "tidak mungkin diberi warna atau ditandai".
Namun beberapa hari kemudian, keluarganya dengan diam-diam didatangi seorang petugas kuburan yang ketakutan.
Dia menemukan adanya jejak kaki wanita di atas batu pualam itu yang tidak berhasil dihapuskan dengan cara apa pun.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR