Intisari-Online.com – Mudik dengan kemacetan tentu memiliki persoalan tersendiri. Namun berbekal Google Maps kita bisa mencari jalan tikus tanpa kesulitan.
Apalagi, khusus selama Ramadhan,Google Maps dilengkapi fitur semacam pencarian masjid terdekat dan reservasi restoran untuk berbuka puasa.
Masalahnya, bagaimana dengan koneksi internet?
Ya operasikan Google Maps dalam keadaan offline alias tanpa memakan data internet. Selain hemat, baterai pun tak tergerus terus.
Perlu dicatat, penjajalan Google Maps secara offline memiliki syarat. Kita harus mengunduh terlebih dahulu jalur mudik yang hendak dilalui hingga sampai ke tujuan.
(Baca juga: Manajemen Mudik Antirepot: Malam atau Pagi, Kapankah Waktu Terbaik untuk Memulai Perjalanan Mudik?)
Berikut langkahnya.
Pertama, buka aplikasi Google Maps. Kemampuan menjajal peta digital offline ini sudah tersedia untuk perangkat Android maupun iOS. Jika kita belum memilki atau memperbarui aplikasi Google Maps, silakan lakukan via toko aplikasi masing-masing. Untuk memperbarui aplikasi versi Android, kunjungi tautan berikut. Versi iOS bisa didapatkan di tautan ini.
Kedua, cari lokasi tujuan. Masukkan kota tujuan mudik pada kolom bertuliskan “Search Here”. Pada tahap ini kita masih harus terkoneksi internet. Jika di rumah atau di kantor tersedia akses Wi-Fi, kita bisa memanfaatkannya agar lebih hemat.
Ketiga, unduh lokasi tujuan. Setelah memasukkan destinasi mudik, Google Maps bakal memperlihatkan estimasi waktu dan jarak untuk mencapai tujuan. Adapula informasi cuaca, foto-foto, dan deskripsi tempat jika sudah tersedia.
Di bawah informasi estimasi waktu dan jarak, kita bisa gulir ke paling bawah hingga menemukan pilihan Save Offline. Selanjutnya, rute yang Kita pilih akan muncul sebagai “Saved Offline Route” alias rute tersimpan. Sebaiknya langkah ini dilakukan juga menggunakan jaringan Wi-Fi.
Keempat, matikan data mobile. Silakan coba matikan data mobile lantas pilih “Saved Offline Route” menuju kota tujuan untuk mudik. Google Maps akan bekerja layaknya ketika data mobile diaktifkan.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR