Advertorial

Kabur saat Gempa dan Tsunami Palu, Narapidana Ini Serahkan Diri Setelah Jalan Kaki Selama 3 Hari

Moh. Habib Asyhad
Mentari DP
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Ada banyak hal yang terjadi dalam bencana alam yang mengerikan tersebut. Mulai dari panjarahan hingga kaburnya beberapa narapidada.
Ada banyak hal yang terjadi dalam bencana alam yang mengerikan tersebut. Mulai dari panjarahan hingga kaburnya beberapa narapidada.

Intisari-Online.com – Gempa dan tsunami yang melanda Donggala dan Palu pada Jumat (28/9/2018) masih belum bisa dilupakan para korban.

Ada banyak hal yang terjadi dalam bencana alam yang mengerikan tersebut. Mulai dari panjarahan hingga kaburnya beberapa narapidada.

Sejatinya, untuk kaburnya beberapa narapidada mereka punya alasan.

Pertama, demi mengetahui bagaimana kabar keluarganya. Kedua, kabur karena ketakutan dan takut tertimpa bangunan runtuh saat gempa.

Baca Juga : Selamat dari Gempa dan Tsunami Palu, Atlet Paralayang Singapura Ini Tewas Saat Beraksi di India

Nah, salah satu narapidada yang kabur adalah Arya.

Arya (41), seorang narapidana Lapas Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah, memilih kabur dari penjara karena trauma dan ketakutan saat gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Jumat (28/9) lalu.

Pasca satu bulan setelah tragedi tersebut, Arya memilih menyerahkan diri ke Rutan Kelas IIB Majene, Sulawesi Barat, Kamis (25/10/2018) lalu.

Untuk meninggalkan Kota Palu, Arya berjuang melawan lapar dan haus sambil berjalan kaki selama tiga hari hingga ia bisa tiba di perbatasan Donggala, Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Ia sempat mengemis biaya makan dan transportasi di terminal Pasangkayu agar dapat ongkos pulang ke kampung halamannya di Majene.

“Tidak ada kendaraan karena jalan-jalan putus setelah gempa,” tutur Arya saat ditemui di Rutan Kelas IIB Majene, Sabtu (27/10/2018).

Baca Juga : Link Live Streaming Timnas Indonesia U-19 Vs Jepang: 'Lionel Messi' Jepang Singgung Pemain Indonesia

Narapidana itu bernama lengkap Arya Bin Muhammad (41) asal Luaor, Desa Bonde, Kecamatan Pamboang.

Ia mengaku kabur dari rutan Palu untuk menyelamatkan diri dari bencana gempa dan tsunami.

Arya memilih pulang ke kampung halamannya di Desa Bonde Majene untuk menenangkan diri.

Narapidana kasus pembalakan liar yang divonis dua tahun penjara ini memilih menyerahkan diri ke Rutan Klas IIB Majene pada Jumat (19/10/2018) dengan diantar keluarganya.

Selama beberapa hari sebelum menyerahkan diri, Arya tinggal bersama keluarganya di Dusun Luaor, Desa Bonde.

Di depan petugas Lapas Majene, Arya mengaku datang menyerahkan diri sebelum dicari petugas.

Arya sudah menjalani masa tahanan selama lima bulan lebih di Lapas Palu dan mendapat remisi tiga bulan.

Kepala Rutan Klas IIB Majene I Wayan Nurasta Wibawa mengatakan, napi atas nama Arya bin Muhammad telah menyerahkan diri ke Rutan Klas IIB Majene untuk menjalani sisa pidananya.

“Dari pengakuan Arya, ia terpaksa kabur dari penjara untuk menyelamatkan diri saat bencana gempa dan tsunami menerjang Palu.”

“Kami juga mengimbau agar teman-teman warga binaan yang keluar saat gempa di Palu dan Donggala yang belum melaporkan diri agar segera melapor ke tempat asal, atau UPTD Pemasyarakatan sekitar, termasuk kalau ada warga binaan asal Majene,” imbaunya. (Junaedi)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Napi Korban Gempa Berjalan Kaki 3 Hari demi Menyerahkan Diri ke Rutan Majene")

Baca Juga : Jadi Judul Film, 'Bohemian Rhapsody' Nyatanya Bukan Sekadar Lagu karena Juga Mampu Sembuhkan Rasa Sakit

Artikel Terkait