Minimnya kebebasan berekspresi
Khashoggi menyoroti negara-negara Arab memiliki tingkat kebebasan berekspresi yang sangat rendah. Berdasarkan laporan dari Freedom House tentang Kebebasan di Dunia 2018, hanya satu negara di Arab yang benar-benar dapat dikatakan bebas, yakni Tunisia.
Meski demikian, di negara yang terbilang bebas dan demokratis, isu demokrasi dan kebebasan berekspresi belum terlalu diperhatikan secara serius, terutama di dunia Arab.
Media di negara yang terbilang bebas pun dianggap Khashoggi belum fokus dalam menyuarakan demokrasi dan kebebasan.
"Bahkan di Tunisia dan Kuwait yang persnya dinilai 'setengah bebas', media hanya fokus pada isu domestik, dan tak fokus pada isu yang dihadapi negara Arab," tulis Khashoggi.
Baca Juga : Setelah Dimutilasi Hidup-hidup, Tubuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi Dilenyapkan Menggunakan Zat Ini
Narasi negara
Akibat demokrasi dan kebebasan berekspresi tak berkembang, banyak orang Arab yang tidak tahu perkembangan informasi. Andaipun tahu, mereka dinilai jurnalis veteran ini mendapatkan informasi yang salah.
Menurut Khashoggi, masyarakat tidak memiliki kebebasan berbicara, apalagi untuk melakukan diskusi umum tentang segala sesuatu yang ada di kehidupan mereka.
"Narasi yang dikelola negara mendominasi pikiran publik. Meski banyak yang tidak percaya, sebagian besar orang menjadi korban narasi palsu tersebut," tulisnya.
Kekangan pemerintah di era internet
Khashoggi menilai media terus dibungkam oleh pemerintah sejak era cetak hingga digital seperti sekarang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR