Advertorial

Baru Saja Berdamai, Warga Korea Selatan Sudah 'Bikin Ulah' dengan Masuk Perbatasan Korea Utara Secara Ilegal

Tatik Ariyani
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Seorang pria berusia 60 tahun tertangkap oleh Korut karena memasuki perbatasan secara ilegal tanpa alasan yang jelas.
Seorang pria berusia 60 tahun tertangkap oleh Korut karena memasuki perbatasan secara ilegal tanpa alasan yang jelas.

Intisari-Online.com - Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan baru saja membaik sejak kedua negara memutuskan untuk mengakhiri perang pada 27 April lalu.

Perdamaian itusedikit'dinodai' dengan adanya warga Korea Selatan yang memasuki perbatasan Korut secara ilegal.

Setelah tertangkap, pria berusia 60 tahun itu pun dikembalikan ke rumah melalui desa perbatasan Panmunjon.

Itu adalah daerah yang biasanya digunakan oleh kedua negara untuk mengadakan pembicaraan diplomatik.

Baca Juga : Produk-produk Indonesia Ternyata Digemari Warga Korea Utara, Sebegini Harganya di Sana

Hal ini disampaikan oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada hari Selasa (16/10).

Korea Utara mengatakan pria itu secara ilegal memasuki Korut bulan lalu.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana dan mengapa pria itu melakukan hal tersebut.

Namun, Korsel berterima kasih pada Korut karena mengembalikan pria itu atas dasar kemanusiaan.

Baca Juga : BPK Temukan Kerugian Rp185 Triliun, Proses Divestasi Saham Freeport Terancam Gagal

Sebelumnya, Korea Utara dituduh menculik hampir 4.000 warga asing sejak Perang Korea berakhir tahun 1953 dengan mayoritas korban berasal dari Jepang atau Korea Selatan.

Korut telah memulangkan warga Korsel dengan harapan Korsel akan membalas dengan baik dan mengirim kembali pembelot dari Korut kembali ke asalnya.

Namun, itu adalah kedua kalinya Korea Utara mengembalikan seorang warga Korsel yang melintasi perbatasan sejak November 2011.

Baca Juga : Reuni Westlife: Kisah Kebangkrutan Shane Filan yang Jual Cincin Nikah dan Tak Bisa Belikan Mainan untuk Anaknya

Pemulangan oleh rezim Kim minggu ini terjadi di tengah pencairan hubungan kedua Korea.

Para diplomat dari Seoul dan Pyongyang mengadakan pembicaraan tiga arah pertama mereka dengan Komando PBB pada Selasa (16/10) di Panmunjon untuk membahas cara-cara mendemiliterisasi perbatasan.

Perbatasan sepanjang 160 mil (257 km) itu diberlakukan setelah Perang Korea dan memisahkan Utara dan Selatan dengan bermil-mil kawat berduri, bunker yang dijaga ketat dan ladang ranjau.

Pembicaraan itu melibatkan pengurangan jumlah persenjataan dan pasukan yang ditempatkan di perbatasan, menghilangkan pos penjaga, dan menyesuaikan peralatan pengawasan, kata kementerian pertahanan Korsel.

Baca Juga : Sebuah Kota di China Berniat Ciptakan 'Bulan' Untuk Ganti Lampu Jalanan Kota, Bisakah?

Kedua Korea juga telah sepakat minggu ini untuk mulai menghubungkan kembali kereta api dan jalan.

AS berharap membaiknya hubungan kedua Korea dapat membuat Kim Jong-un menyerahkan senjata nuklirnya.

Trump dan Kim dipertemukan untuk tujuan denuklirisasi Semenanjung Korea pada bulan Juni lalu.

Pada pertemuan kali itu Trump yakin Kim telah setuju dengan pelucutan senjata nuklir.

Namun, dua bulan setelahnya, tepatnya bulan Agustus penasehat keamanan Trump John Bolton mengungkap bahwa Korut tidak melakukan upaya yang lebh lanjut mengenai denuklirisasi tersebut.

Baca Juga : Dituduh Rencanakan Pembunuhan, Cinta Clift Sangra kepada Suzanna Begitu Besar Meski Lebih Muda 23 Tahun

Artikel Terkait