Advertorial

Kisah Mati Suri Bunda Ranie dan Kekuatan Rohani atas Jasmani

intisari-online
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Ketika mati suri, kata Bunda Ranie, dia seperti melayang dan melihat tubuhnya sendiri di bawah.
Ketika mati suri, kata Bunda Ranie, dia seperti melayang dan melihat tubuhnya sendiri di bawah.

Intisari-online.com - Sebuah pengalaman langka dialami Bunda Ranie, seorang apoteker yang selama 31 tahun mengelola apotek miliknya sendiri.

Kisah ini diceritakan di Gathering KOWAS (Komunitas Warga Senior) bertajuk Souls Journey di Caffe Pandan, Kelapa Gading, Jakarta Utara (6/110).

Pengalaman Bunda Ranie bermula saat dirinya menjalani puasa Syawal pada 19 Desember 2005.

Biasanya, untuk berbuka puasa Bunda Ranie meminum air gula yang disediakan asisten rumah tangganya.

Baca Juga : Pengakuan 3 Orang Setelah Mati Suri: Begini Rasanya Berada di Antara Dunia Nyata dan Alam Baka

Hari itu juga sama. Dia minum dengan sedotan dan seperempat gelas langsung terminum karena haus.

Tak disangka, air yang dikira terbuat dari gula batu ternyata cairansoda api (bahan dasar porstex).

"97 persen lambung saya langsung terbakar. Demikian pula sebagian besar usus. Usus saya tinggal 1-1,5 meter," ucap Bunda Ranie.

Patut diketahui manusia normal memiliki usus sepanjang 9-11 kali panjang badannya.

"Saya sempat mati suri 4 jam."

Ketika mati suri, kata Bunda Ranie, dia seperti melayang dan melihat tubuhnya sendiri di bawah.

Dia menyaksikan dokter menekan-nekan dadanya.

"Saya berteriak-teriak tapi tak ada yang mendengar saya."

Baca Juga : Mati Suri dalam Tradisi Jawa: Kematian atau 'Sekadar' Ketidaksadaran?

Saat "sukmanya" melayang-layang di udara, Bunda Ranie seperti mendapat semacam pemahaman.

Pertama, dia harus mencintai dirinya sendiri dulu baru orang lain.

Kedua, dia seolah mendapat pengetahuan tentang obat-obatan yang harus dipakai oleh dokter untuk menolongnya. Dan itulah yang diteriakkannya saat "melayang."

Ketiga, dia harus makin menghargai dirinya sendiri.

Baca Juga : Selama 24 Tahun, Tubuh Pria Ini Sangat Kaku Seperti Kayu Bahkan Pernah Mati Suri Tiga Kali

Akhirnya, Bunda Ranie selamat, tersadar, dan pulih dari mati surinya.

Namun kondisi fisiknya masih mengkhawatirkan. Di Rumah Sakit Husada, Jakarta, dibentuk tim untuk memberikan pertolongan lanjutan.

Tim dokterharus mengoperasi dan membuang lambung Bunda Ranie yang sudah 100 persen rusak.

Operasi dilakukan pada 6 Februari 2006. Bunda Ranie diberitahu bahwa lukanya baru bisa pulih setelah 21 hari.

"Tapi saya katakan pada tubuh saya (sugesti ke diri sendiri) bahwa 21 hari terlalu lama, kita akan sembuh dalam waktu 3 hari," kenang Bunda Ranie.

Wanita tegar ini dirawat selama 395 hari dan selama itu ditemani suami serta anak-anaknya.

Bunda Ranie menjalani Efek Plasebo.

"Akhirnya saya sehat. Sekarang saya berusia 65 tahun, tanpa lambung," katanya.

KEKUATAN ROHANI TERHADAP JASMANI

Di luar pengobatan berbasis medis, sebagian orang mempercayai sebuah terapi pengobatan yang diyakini tak kalah ampuh.

Mereka percaya, pada dasarnya kekuatan rohani bisa menolong jasmani.

Itulah yang diyakini dan dilakukan Bunda Ranie saat menyugesti dirinya untuk bisa sembuh dalam 3 hari padahal dokter memvonis baru bisa sembuh setelah 21 hari.

Ahli biologi molekuler Bruce Lipton yang terkenal dengan bukuThe Biology of Beliefmeyakini bahwa kekuatan batin dapat membersihkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan yang menodai cetak biru tubuh dan jiwa manusia.

Lipton berpendapat, sebagian besar penyakit manusia timbul karena pikirannnya sendiri.

Artinya,obat paling ampuh untuk penyakit yang diderita manusia adalah kekuatan rohaninya sendiri.

Berikut penjelasan Lipton tentang Biology of Belief.

1. Pikiran negatif bermanifestasi berupa pengalaman hidup yang negatif.

2. Kalau kita mengadakan perubahan dalam kesadaran kita, maka tubuh akan memproduksi obat bagi penyakit yang kita derita.

3. 78% penyakit yang diderita manusia adalah psikosomatis.

4. Penelitian terhadap penderita radang sendi.

36 orang pasien dibagi menjadi tiga kelompok:

a) Dioperasi dan diperbaiki yang rusak; b) Dioperasi lalu yang sakit disemprot dengan air c) Dioperasi, yang sakit tidak diapa-apakan, lalu luka ditutup lagi.

Hasilnya: Semua sembuh!

Inilah yang dinamakan placebo effect atau Efek Plasebo yang bisa sangat kuat dan menyembuh pasien.

Plasebo sendiri sebenarnya adalah metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal.

Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya yang isinya kosong.

Orang yang menerima plasebo tidak mengetahui dirinya menggunakan obat kosong, sehingga percaya bahwa mereka minum obat asli dan mengalami kemajuan dari konsumsi obat atau penanganan medis yang mereka lakukan.

Padahal, sebenarnya tidak ada efeknya sama sekali.

Lipton sangat menginginkan metode ini juga diajarkan di pendidikan kedokteran.

Hanya, metode ini tidak begitu diamini oleh dunia medis modern.

Hingga saat ini, menurut Lipton, tidak ada fakultas kedokteran di dunia yang mau mengajarkan metode penyembuhan seperti itu. (Dilaporkan oleh Lily Wibisono)

Artikel Terkait