Advertorial

Tidak Ada Istilah 'Bencana Alam' kalau Tidak Ada Manusia, Ini Penjelasannya

Aulia Dian Permata
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Bencana alam terjadi hanya kalau ada manusia di sana. Kalau tidak ada manusia, tidak bisa disebut bencana melainkan hanya fenomena alam.
Bencana alam terjadi hanya kalau ada manusia di sana. Kalau tidak ada manusia, tidak bisa disebut bencana melainkan hanya fenomena alam.

Intisari-Online.com - Bencana alam adalah salah satu cara agar manusia bisa berdamai dengan bumi dan mempelajari semua tentang aktivitasnya.

Bumi diperkirakan telah ada sejak 4,5 miliar tahun yang lalu dan merupakan planet yang dinamis.

Bumi ini tumbuh, beraktivitas dan berkembang secara alami karena diatur oleh kekuatan tak terlihat yang dimilikinya.

Sejak sebelum ada manusia, sudah ada hujan, gunung api, lautan, salju, dan fenomena alam lain.

Baca Juga : Ciptakan Alat Pendeteksi Bencana Berbasis Aplikasi Android, Mahasiswa Brawijaya Ini pun Raih Medali Emas

Namun sejak manusia tinggal dan hidup di atas permukaannya, barulah muncul bencana alam.

Sebenarnya ini hanya soal risiko dan dampak negatif yang ditimbulkan.

Fenomena alam adalah kejadian di mana ada aktivitas bumi seperti gunung api meletus atau gempa tapi tidak ada manusia yang terdampak.

Sementara disebut bencana alam jika saat terjadi fenomena tersebut, ada manusia di sekitarnya yang terkena kerugian baik material maupun non-material.

Baca Juga : Tinggal di Daerah Rawan Bencana? Yuk, Siapkan Tas Siaga Bencana dengan 9 Barang Pokok Berikut!

Fenomena alam yang saat ini kita sebut sebagai bencana alam sebenarnya proses alami yang sama yang telah memunculkan berbagai gunung, samudera, dan dataran pada periode prasejarah dulu.

Sebagian besar bencana yang terjadi di seluruh dunia adalah bisa terbagi menjadi dua golongan:

1. Bencana geologis

Bencana geologis ini misalnya gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, penurunan dan pergerakan lempeng.

Semua aktivitas ini membantu bumi 'membentuk' dirinya sendiri. Sama seperti apa yang dilakukan bumi jauh sebelum ini.

Masih ingat ilmu yang mengajarkan bahwa dulu di dunia ini hanya ada satu daratan besar yang disebut Pangea dan dikelillingi lautan disebut Panthaassa?

Pangea bisa terpisah menjadi benua-benua seperti saat ini karena proses geologis.

2. Bencana biologis

Bencana biologi mencakup penyakit menular, serangan serangga hingga badai matahari.

Kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus bisa menyadari bahwa ini ini adalah risiko yang harus kita ambil.

Manusia hidup di planet yang terus berproses.

Baca Juga : Ritual Kololie Kie, Cara Warga Ternate 'Menenangkan' Gunung Gamalama agar Tidak Meletus

Di manapun Anda berpijak, di negara mana pun, bumi tetap beraktivitas. Dan tak ada daerah yang aman dari bencana alam.

Bagimana caranya untuk mengurangi risiko bencana itu?

Menurut Nelson, seorang Profesor Ahli tentang Bencana Alam di Universitas Tulane, ada satu cara.

"Saya pikir, pendidikan adalah satu faktor besar yang bisa mengurangi risiko kita terdampak bencana alam," katanya.

Ia mencontohkan, dengan pendidikan, manusia bisa bertindak cepat dan tepat.

Misalnya saja saat terjadi gempa bumi dan Anda berada di sekitar pantai, hendaklah segera naik ke lokasi lebih tingggi untuk menghindari tsunami.

Dalam pembangunan rumah, Anda bisa memelajari teknik dan bahan apa saja yang aman digunakan dan tahan gempa bumi.

Banyak bencana yang sebenarnya dulu sudah pernah terjadi ribuan tahun yang lalu namun tidak tercatat dan tak sempat dipelajari manusia.

Itulah pentingnya mengambil pelajaran dan riset setiap kali terjadi bencana.

Generasi penerus bisa menyiapkan diri lebih baik lagi saat terjadi bencana dan meminimalisir kerugian.

Baca Juga : Remaja yang Mencoba Bantu Robert F. Kennedy Saat Tertembak di Tahun 1968 Meninggal Dunia

Artikel Terkait