Advertorial

Suka Berbohong Terus-menerus? Hati-hati Penyakit Psikologis Mithomania!

Ade Sulaeman
,
Tika Anggreni Purba

Tim Redaksi

Dalam bidang psikologi, seseorang yang sering berbohong seperti Ratna dianggap memiliki penyakit psikologis yang disebut Mithomania.
Dalam bidang psikologi, seseorang yang sering berbohong seperti Ratna dianggap memiliki penyakit psikologis yang disebut Mithomania.

Intisari-Online.com -Cerita mengenai penganiayaan yang menimpa dirinya bukanlah satu-satunya kebohongan yang dilakukanRatna Sarumpaet.

Sebelumnya Ratna pernah menyampaikan kabar bohong mengenai PT Dirgantara Indonesia dijual kepada pemerintah Tiongkok (Mei 2018), mengenai dana Rp23 triliun dari Union Bank of Switzerland (UBS) yang disembunyikan pemerintahan Jokowi, serta peredaran uang pecahan Rp200 ribu.

Dalam bidang psikologi, seseorang yang sering berbohong seperti Ratna dianggap memilikipenyakit psikologis yang disebut Mithomania.

Mithomania adalah gangguan yang membuat penderitanya berbohong tanpa sadar tanpa tujuan untuk menipu.

Baca Juga : Deretan Foto Warga yang Menjarah Mall dan Toko Setelah Gempa dan Tsunami di Palu

Dalam ilmu psikologi, istilah mithomania diberikan kepada orang yang sering berbohong dan menganggap kebohongan yang dilakukannya adalah nyata.

Ini tentu berbeda dengan kebohongan biasa, karena penderita tidak sadar ia tengah berbohong karena ia menceritakan khayalan yang ada di kepalanya saja.

Orang seperti ini tidak merasa berbohong itu adalah sebuah kesalahan dan berefek buruk bagi dirinya dan orang lain.

Baginya, yang penting orang lain mendengarkan dan mengakui cerita yang dibuat-buat olehnya.

Baca Juga : Inilah 3 Ibu Kota Negara yang 'Berbahaya' untuk Ditinggali, Salah Satunya di Timur Indonesia

Ia bahkan tidak merasa bersalah dengan kebohongan itu, karena ‘kebohongannya’ merupakan caranya untuk lari dari kenyataan yang ditolaknya.

Asal muasal gangguan ini adalah kegagalan-kegagalan yang tidak dapat ditanggung oleh orang tersebut. Dirinya terlalu lemah untuk menerima kejatuhan dan kegagalan.

Kegagalan keluarga, studi, pekerjaan, asmara, dan masalah hidup lainnya menjadi penyebab gangguan ini. Mithomania adalah caranya untuk melarikan diri dari kenyataan sebenarnya.

Semakin orang lain percaya dengan kebohongannya, ia merasa lega karena ‘kenyataan’ yang sulit diterimanya itu terasa berkurang.

Baca Juga : Tidak Bisa Berjalan dan Sekolah, Ini yang Dilakukan Tiga Bersaudara di China Agar Tetap Bersemangat

Mithomania sering pula disebut pembohong patologis, ia memang cenderung terdorong dan terbiasa untuk berbohong.

Namanya juga berbohong. Kebohongan yang satu akan menghasilkan kebohongan-kebohongan lainnya. Ketika ketahuan bisa repot urusannya. Kita akan salah tingkah dan malu jika ketahuan berbohong.

Tapi berbeda dengan seorang mithomania, ia memang pembohong ulung yang dapat memutarbalikkan cerita hingga akhirnya kita percaya kepada kebohongannya yang lain. Ia sangat lihai membuat kita terkesan dan percaya pada cerita positifnya.

Buruknya, kebohongannya itu berakibat tidak baik bagi orang yang dibohongi. Cerita-cerita bohongnya malah mengganggu kepercayaan dan keyakinan pribadi kita. Bahkan keteguhan kita bisa goyah dan mempercayai cerita baru yang dikarangnya.

Ketika kita sadar bahwa kita telah dibohongi dan mengonfrontasinya, ia akan mengelak dengan kemarahan.

Lalu akan mulai berbohong lagi, dan memanipulasi cerita lagi. Semakin ia tersudut, ia akan mulai cerita berbelit-belit dengan cerita baru alias ngeles. Semakin ia sadar ia berbohong, ia akan semakin menjadi-jadi.

Seorang mithomania adalah korban

Ia korban dari kenyataan hidup dan penderitaan yang tidak bisa diterimanya. Bisa dibilang orang ini memakai topeng.

Walau kita bisa menghindari orang-orang seperti ini, ada baiknya kita menolongnya. Tapi pastikan kita dalam posisi netral dan tidak terpengaruh akan kebohongannya.

Kita juga tidak perlu mencoba mengorek atau menemukan jawaban yang pasti mengapa dia berbohong. Hal tersebut sia-sia karena gangguan mithomania membuat dia terjebak dalam ceritanya sendiri.

Pengobatan paling ampuh adalah si mithomania mau keluar dari zona ini dan dibantu oleh profesional. Ia harus punya keinginan kuat untuk sembuh.

Ciri-ciri seorang dengan gangguan mithomania adalah suka membesar-besarkan sesuatu. Misalnya ia mengaku memiliki harta, pasangan, dan kebahagiaan hidup yang dibuatnya sendiri.

Padahal semua orang tahu kalau ia hanya seorang karyawan biasa dengan penghasilan pas-pasan. Ada pula mengaku memiliki suami atau istri kaya serta anak-anak yang kuliah di luar negeri.

Padahal kita tahu dia tidak seperti itu. Dan si mithomaniac bangga menceritakan itu agar diakui orang lain.

Ia menciptakan realita baru dalam dirinya. Contohnya lagi, ia sering mengunggah foto profil di bbm, whatsApp, facebook sedang jalan-jalan ke luar negeri.

Padahal ia sendiri sedang di rumah dan bahkan tidak pernah pergi ke luar negeri. Tentu ini gangguan yang parah, karena ia sangat tidak menghargai kejujuran dan kebenaran.

Hal paling sepele yang diucapkannya pun bisa jadi adalah kebohongan. Ia cenderung merubah cerita, sangat sensitif kalau kita tidak mengakui ceritanya, dan sering mencari perhatian bahkan hingga berpura-pura sakit.

Ia menginginkan simpati dan kita cenderung terkesan dengan pertemuan pertama dengannya.

(Tika A. Purba)

Baca Juga : Pierre Tendean, Letnan Tampan Berdarah Prancis yang Jadi Rebutan Para Jenderal

Artikel Terkait