Advertorial
Intisari-Online.com- Lebih dari 60.000 bangunan kuno yang belum diketahui sebelumnya, kini dengan bantuan laser telah ditemukan di Guatemala utara.
Penemuan ini juga sekaligus menentang asumsi sebelumnya yang menyatakan bahwa daerah tersebut tidak terhubung dengan baik dan memiliki penduduk yang jarang.
Para arkeolog menemukan struktur yang dulunya adalah pertanian, rumah dan benteng pertahanan, serta kanal yang menghubungkan kota-kota besar.
Dilansir dari Newsweek, Sabtu (29/9/2018), Sarah Percak, seorang arkeolog menyebut bahwa lokasi itu merupakan penemuan yang baru.
Baca Juga : Awal Peradaban Manusia: Pesta-pesta Kuno Terbukti Memicu Evolusi Budaya
Peradaban Maya kuno sendiri diketahui membentang dari Meksiko selatan sampai ke Guatemala dan Belize.
Berkembang dari 1000 SM hingga 1500, studi ini mengambil fokus pada dari Cagar Biosfer Maya di Petén, Guatemala.
Sebelum penemuan ini, para arkeolog mengira bahwa Guatemala bagian utara hanyalah kota-kota kecil yang dipimpin oleh elit-elit kecil yang saling bertikai.
Baca Juga : Maju dalam Berbagai Bidang, Akhirnya Terungkap Penyebab Runtuhnya Peradaban Maya
Namun, sekarang para ilmuwan dan peneliti percaya bahwa sebanyak 7 hingga 11 juta orang tinggal di peradaban Maya itu dari 650 hingga 800 SM.
Para ilmuwan menggunakan teknologi laser yang disebut lidar untuk menembus kanopi pohon tebal di daerah tersebut dan menemukan sisa-sisa arkeologi di bawahnya.
Lidar dapat mengarahkan para peneliti ke arah yang benar, tapi tidak dapat menembus tanah.
Baca Juga : Ngeri, Pria Ini Jadi Manusia Pertama di Dunia yang Terkena Hepatitis E yang Biasanya Ada pada Tikus
Itu sebabnya para peneliti juga melakukan penggalian di area tersebut.
Para peneliti sekarang seperti mendapat dukungan kuat yang bagi pandangan baru tentang peradaban Maya berpopulasi kuat dengan struktur yang kompleks.
"Kota Maya lebih besar dan lebih padat dari perkiraan kami sebelumnya," kata arkeolog Francisco Estrada-Belli, salah satu penulis studi itu, kepada Science News.