Intisari-Online.com - Meskipun memiliki prestasi yang luar biasa dalam astronomi, arsitektur dan matematika, peradaban suku Maya Klasik runtuh sekitar 1000 tahun yang lalu.
Para sejarawan telah lama menduga kekeringan sebagai penyebabnya, tetapi bukti lain lebih meyakinkan.
Sekarang, teknik yang lebih canggih tidak hanya menegaskan teori tetapi juga memberikan pengukuran yang cukup tepat tentang seberapa banyak lingkungan yang lebih kering pada saat itu.
Danau Chichancanab di Semenanjung Yucatan terletak dekat dengan peradaban Maya.
Baca Juga: Jarang Diketahui, 5 Landmark Terkenal ini Punya Ruang Rahasia, Salah Satunya Gua Roh Jahat
Pada pertengahan 90-an, perubahan rasio dari banyak ke sedikit isotop oksigen di dasar danau telah terbaca, yang menunjukkan bahwa tahun-tahun terakhir Periode Klasik Maya relatif kering.
Namun langkah-langkah yang digunakan saat itu tidak dapat memberi tahu berapa banyak periode yang lebih kering apabila dibandingkan dengan era sebelum atau sesudahnya.
Sekarang, sebuah makalah menunjukkan bahwa untuk alasan yang tidak diketahui, iklim Amerika Tengah berubah sangat dramatis.
Mahasiswa penelitian Universitas Cambridge, Nicholas Evans mengukur oksigen dan isotop hidrogen dalam molekul air yang ditangkap dalam sedimen gypsum yang dikumpulkan selama pengeboran dasar danau.
Baca Juga: Baju Bernoda Darah? Bersihkan dengan 5 Bahan Dapur Ini, Pasti Langsung Hilang!
Evans dan rekan-rekannya menyimpulkan ada penurunan antara 41 dan 54 persen dalam curah hujan tahunan untuk beberapa periode panjang selama 400 tahun.
Kelembaban turun 2-7 persen, yang mungkin terdengar sederhana tetapi memiliki efek penting pada penguapan.
Source | : | iflscience |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR