Advertorial

Donald Trump Tuduh China Sebagai 'Pengganggu' Hubungan AS dan Korut

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Berikut pernyataan Gedung Putih tentang klaim Trump yang menuduh Presiden China, Xi Jinping, berada di tengah-tengah antara Trump dan Kim Jong-un.
Berikut pernyataan Gedung Putih tentang klaim Trump yang menuduh Presiden China, Xi Jinping, berada di tengah-tengah antara Trump dan Kim Jong-un.

Intisari-Online.com – Kita masih ingat bahwa pada Selasa, (12/6/2018), Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Singapura.

Pertemuan tersebut hampir menyedot seluruh minat masyarakat dunia.

Hal ini mengingat AS dan Korut tidak pernah akur selama berpuluh-puluh tahun.

Dengan pertemuan tersebut, warga dunia pun berharap bahwa Perang Dunia III yang selalu dibicarakan tidak pernah terjadi. Sebab, kedua negara dengan pasukan militer besar tersebut telah bertemu.

Baca Juga : Kasus Rumah 'Helikopter' Eko Purnomo: Komunikasi Buntu, Kehidupan Bertetangga pun Runyam

Namun tiga bulan pasca pertemuan tersebut, nyatanya belum ada hasil signifikan antara kedua negara. Bahkan mungkin semakin panas.

Pada Kamis (30/7/2018) contohnya, dilansir dari Independent.co.uk, Trump telah menuduh China melakukan perundingan perdamaian dengan Korut sebagai pembalasan atas sengketa perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS.

Tidak hanya itu, AS juga mengancam akan meninjau kembali latihan perang dengan Korea Selatan jika hasil pertemuan tidak dapat berjakan baik.

Berikut pernyataan Gedung Putih tentang klaim Trump yang menuduh Presiden China, Xi Jinping, yang berada di tengah-tengah antara Trump dan Utara Kim Jong-un.

"Pada saat yang sama, kami juga tahu bahwa China memberikan bantuan besar kepada Korea Utara, termasuk uang, bahan bakar, pupuk dan berbagai komoditas lainnya," kata pernyataan itu.

Diketahui bantuan dari China untuk Korut terjadi ketika ada berita yang mengatakan Trump memberi perintah untuk melakukan latihan militer dengan Korea Selatan dan Jepang.

Tapi setelah pertemuan Trump dan Kim Jong Un di Singapura, AS setuju untuk menghentikan latihan perang.

Namun nyatanya Trump masih belum puas.

Akibatnya pada Selasa (11/9/2018), Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sedang melakukan perjalanan ke Korea Utara.

Baca Juga : Romulus dan Remus, 'Anak-anak' Serigala yang Membangun Keganasan Romawi

Artikel Terkait