Advertorial
Intisari-Online.com – Kecelakaan bus di tanjakan Letter S di jalan alternatif Cikadang - Palabuanratu, Sukabumi, Jawa Barat, menyisakan duka bagi para keluarga korban.
Sampai saat ini dikabarkan 21 orang tewas sementara belasan korban lainnya luka-luka di rawat di rumah sakit di Sukabumi dan Bogor.
Bus yang mengangkut rombongan karyawan Catur Putra Grup (CPG) ini sejatinya akan menuju lokasi arung jeram Bravo di Cikidang, Sukabumi.
Namun nahas, takdir berkata lain, Sabtu siang (8/9/2018) musibah kecelakaan itu tidak dapat dihindari.
Baca Juga : Kecelakaan Maut di Sukabumi, Polisi Gunakan Metode Kinematika Untuk Cari Penyebabnya
Intisari merangkum fakta dan cerita dari para korban bus yang terjun ke jurang tersebut.
1. Sopir sudah diingatkan berhati-hati di tikungan
Sebelum kecelakaan itu terjadi, rupanya sang sopir bus sudah diingatkan ketika hendak melintas di jalur Cikidang. Jalur tersebut memang cukup terjal dan rawan kecelakaan.
Seperti yang diungkapkan oleh Dendi Kinong (45), yang bertugas mengawal rombongan.
"Sebelum tempat kejadian (kecelakaan), bus tersebut hendak nyalip motor yang saya kendarai saat di turunan letter S. Saat itu jarak motor yang saya dengan bus kurang lebih 200 meter, dan bus masuk ke jurang," jelasnya.
Ia sudah mengingatkan kepada sopir bus untuk berhati-hati, karena ada jalan menunun dan curam.
"Pas mau masuk ke Bravo, itu ada turunan. Saya sudah ingatkan. Hati-hati pak. Sopir bilang, "oke". Tiba-tiba bus loncat dan masuk jurang," kata Dendi.
2. Ucapan terakhir korban untuk suaminya
Baca Juga : Sebelum Tewaskan 21 Orang, Malam Sebelumnya Ada Kecelakaan di Jalur 'Tengkorak' Sukabumi
Salah satu korban tewas, Nurul Sobah seperti mengisyaratkan kepergiannya selamanya kepada sang suami Tomy Nugraha.
Ia tak kuasa menahan tangis tatkala mendengar kabar kecelakaan yang merenggut nyawa istrinya.
Malam sebelum keberangkatan istrinya untuk ikut dalam acara perusahaan, Nurul menyampaikan kata-kata seperti tanda ia akan pergi selamanya.
"Kalau isyarat atau firasat tidak ada, hanya satu malam sebelum keberangkatan saya ingat dia ucap sesuatu," katanya kepada TribunnewsBogor.com
"Iya lagi ngobrol malam malam istri saya bilang, Ayah nanti mah ayah tidurnya sendiri dong, saya kira hanya bercanda karena dia mau pergi gathering," kata Tomy.
Tomy awalnya hanya menganggap ucapan sang istri hanya gurauan semata.
3. Parman warga setempat sampai bawa gergaji besi untuk tolong korban
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB siang ini sempat terdengar oleh warga sekitar, salah satunya adalah Bah Parman (45). Rumahnya hanya berjarak 700 meter dari tempat kejadian.
"Pas kejadian, kedenger, bruk gitu, saya sama warga yang lain langsung ke bawah, ke suara itu," kata Parman kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (9/9/2018).
Parman sempat melihat kondisi korban, ia sempat berpikir semua penumpang bus telah tewas di tempat.
"Ada terlempar keluar bus, ada yang terjepit, pada gak sadar semua korbannya, apalagi orang yang udah kelempar bus, udah gitu lah," kata Parman.
Parman juga smepat melihat ada korban yang terjepit dan langsung menolongnya, bahkan sempat mengambil gergaji besi untuk memotong bagian bus yang menghimpit korban.
Baca Juga : Sungguh Mulia, Wanita Ini Tinggalkan Sesi Pemotretan Pernikahannya Demi Menolong Korban Kecelakaan
4. Istri salah satu korban menangis sambil gendong anaknya melihat suami dimakamkan
Salah satu korban bernama Prayitno telah dimakamkan hari ini, Minggu (9/9/2018). Isak tangis pun terdentar saat jenazah warga Kampung Pulo RT 3/1, Kelurahan Kedung Waringin No. 55, Kec. Bojong Gede, Kabupaten Bogor ini dimasukkan ke liang lahat.
Istri Prayitno, Yayah Amelia pun ikut mengantarkan jenazah suaminya ke tempat pemakaman umum dekat rumahnya.Prayitno pergi dengan meninggalkan istri dan dua anaknya.
Sambil menggendong anaknya, istri Prayitno mengaku sudah ikhlas akan kepergian suaminya.
5. Kesaksian korban selamat tak bisa bergerak saat bus terperosok
Ahmad Fauzi (21) menjadi satu di antara korban selamat dari kecelakaan maut itu. Ahmad tak sadarkan diri setelah bus yang ditumpanginya terjun dari juran sedalam 50 meter.
Ahmad yang dirawat bersama 14 orang korban luka-luka di RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, sesekali bisa berkomuniasi dengan ayahnya, Masanka.
Sang ayah menyampaikan kepada Tribun Bogor, anaknya tak sadarkan diri saat bus yang ditumpanginya masuk jurang.
"Pas tadi saya tanya, dia sudah gak sadar waktu dilokasi tiba-tiba sudah ada di jurang dan gak bisa bergerak. Kejadian itu sangat cepat," ucap Masanka menirukan obrolan anaknya.
Baca Juga : Wanita Ini Dijuluki 'Nona yang Tak Tertenggelamkan', Tiga Kali Lolos dari Kecelakaan Kapal, Termasuk Titanic