Intisari-Online.com – Mula mendatangi seorang pria tua yang berjalan di sepanjang jalan menuju kota.
"Ada apa?" tanya Mula.
(Baca juga:Yana Zein Meninggal Dunia: Inilah 3 Zat Penyebab Kanker Payudara yang Wajib Dihindari)
Pria itu mengangkat sebuah tas compang-camping dan mengerang, "Semua yang saya miliki di dunia yang luas ini hampir tidak mengisi tas celaka yang menyedihkan ini.”
“Sayang sekali,” kata Mula. Lalu ia menyambar tas itu dari tangan pria tua itu dan berlari. Lalu ia terus berlari.
Setelah kehilangan segalanya, pria itu menangis. Lebih menyedihkan dari sebelumnya malahan, namun ia terus berjalan.
Sementara itu, Mula dengan cepat berlari di tikungan dan meletakkan tas compang-camping milik pria tua itu di tengah jalan, di mana pria tua itu bisa menemukannya.
Ketika pria itu melihat tasnya ada di jalan di depannya, ia tertawa terbahak-bahak, dan berteriak, “Tas saya! Duh, kupikir saya telah kehilanganmu!”
Melalui tempat persembunyiannya, Mula terkekeh, “Nah, itu salah satu cara untuk membuat seseorang bahagia!”
Kebanyakan orang bertanya dengan kekhawatiran mereka. Namun secara jelas mereka mengajukan pertanyaan yang sama di dalam hati mereka. “Bagaimana menjadi bahagia itu?"
(Baca juga:Ditemui Manajemen Mitsubishi, Bayi Bernama ‘Pajero Sport’ dapat Hadiah Kejutan)
Seperti kisah di atas, kebahagiaan bukanlah burung yang jauh di suatu tempat. Sering kali ia bertengger di bahu kita sendiri.
Sering kali kita gagal untuk mengetahuinya kecuali jika terbang menjauh atau seperti kisah di atas, akan diambil.
Semoga kisah tadi membuat kita menemukan kebahagiaan yang sudah ada saat ini, setidaknya untuk hari ini.