Advertorial
Intisari-Online.com – Mereka berdua dinamakan sepasang merpati.
Norbert berumur 20 tahun dan Eleonore 17 waktu mereka bertemu. Keduanya bekerja pada jawatan pos.
la seorang ahli membetulkan alat-alat telegram dan si wanita sebagai pembantu pembersih gedung.
Mari kita simak kisah berikut ini yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1976.
Laki-laki itu pada suatu hari menyapa wanita tadi dan mengajaknya untuk bersama-sama pergi ke sebuah pesta.
Mereka saling jatuh cinta dan mereka menikah. Sesudah itu Norbert harus masuk milisi dan Eleonore mengikutinya pindah ke kota garnisun.
Keduanya jatuh sakit. TBC. Dan mereka dimasukkan klinik. Di klinik itu mereka mendiami sebuah kamar berdua.
Baca Juga : Inilah Watak Wanita yang Lahir di Bulan September, Salah Satunya Adalah Pencari Cinta Sejati!
Mereka saling mencintai pada siang hari maupun malam hari. Meskipun sedang sakit mereka terus saling mencinta.
Setiap pagi Norbert membawa santapan pagi di tempat tidur Eleonore. Mereka berjalan-jalan bergandengan.
Mereka duduk bergandengan dan saling menceriterakan cintanya pada yang lain. Tidak ada seorangpun yang pemah melihat mereka berbeda paham.
Apa yang dilihat orang lain seakan-akan sebagai sebuah dongeng. Dan dalam hidup sebagai dongeng ini masuklah impian jelek.
Pada suatu malam Norbert bangun dan kemudian menurut dia seperti ia ingin membunuh isterinya.
Pada meja dekat tempat tidur terletak lampu senternya, pisau saku, dompet dan kumpulan kunci.
la mempunyai kebiasaan untuk mengeluarkan segala isi saku celananya dan meletakkan barang barang itu dengan rapi di atas meja.
Baca Juga : Demi Cintanya pada Sang Istri, Pria 99 Tahun ini Rela Jalan Kaki 9 KM Setiap Hari
Pada malam itu ia membungkuk melihat isterinya yang sedang nyenyak tidur di sampingnya, ia mengambil lampu senter dan menyalakannya.
Lalu ia menarik selimut dari badan isterinya yang telanjang dan mengarahkan sinar lampu senter ke arahnya.
Ia melihat ke arah pisau saku. Dengan terkejut ia meletakkan senter itu kembali dan memeluk isterinya. Ia tertidur dengan nyenyak lagi.
Keesokan harinya ia bangun dan menggelengkan kepala karena tidak percaya akan pikirannya untuk membunuh di malam hari. Akan tetapi pikiran itu datang lagi sesudah beberapa minggu.
Pada suatu kali Norbert berpikir, "Saya harus berbuat sesuatu. Saya harus pergi ke psikiater". Akan tetapi jika ia lakukan itu ia harus menceriterakan isterinya mengapa ia harus pergi.
Baca Juga : Cinta Wanita Ini Adalah Contoh Cinta Sejati, Benar-benar Luar Biasa!
Dan alasannya itu terlampau aneh untuk dikatakan pada Eleonore. Pada 1 Juni 1971 malam ia terbangun lagi dan mengambil lampu senternya. Ia lalu mengambil pisau saku, lalu dibukanya.
Dalam sekejap ia berpikir yang hingga kini masih dipikirkannya: mengapa ada pikiran untuk membunuh?
Norbert memusatkan sinar lampu pada dada isterinya yang sedang tidur dengan nyenyak. Lalu ia menikam.
Isterinya menjerit. Ia melangkahinya dan berkata: "Saya akan menolongmu."
Ia pergi ke tempat kran air, mengambil handuk kecil dan membasahi handuk itu. Ia lalu pergi ke isterinya dan mengelap muka isterinya.
Kemudian hari ia berkata: "Eleonore masih saja menjerit. Waktu ia mulai menangis, maka bantal saya saya taruhkan di atas mukanya, karena saya tidak tahan mendengar tangisnya itu. Lalu mungkin saya menikam lagi."
Dokter pengadilan mengatakan bahwa pada mayat wanita itu ada 13 tikaman.
Baca Juga : Kisah Pilu Hans Christian Andersen, Sukses Dalam Dongeng Tetapi Gagal dalam Cinta
45 pil tidur
Ceritera di atas tadi hanyalah separruh saja dari apa yang terjadi. Si suami mengambil gunting, memotong kabel dari pengeras suara dan meletakkan kabel itu di leher isterinya dan ditarik erat-erat.
"Karena ia masih saja menderita", katanya. Eleonore mati. Norbert membungkusnya dengan selimut, diangkatnya dari tempat tidur dan dimasukkan ke dalam lemari. Lalu dengan pisau yang sama ia mencoba untuk memotong urat nadi di pergelangan tangan.
Akan tetapi pisaunya terlalu tumpul. Si laki-laki membersihkan kamar, setiap kali ia pergi ke lemari dan membuka pintu. Kemudian ia berkata: "Saya mengira bahwa ia dapat siuman kembali. Saya telah mengambil selimut yang menutupinya, saya elus-elus dan berbicara dengannya seolah-olah ia masih dapat mengerti semuanya."
Pada waktu dinihari ia meninggalkan kamar dan membeli tablet tidur di apotik. Ia berkata: "Saya sama sekali tidak memikirkan apa yang dinamakan orang bunuh diri. Saya hanya berpikir: ambillah tablet, lalu engkau akan melalui sebuah pintu dan engkau akan sampai padanya."
Baca Juga : Jalin Cinta Terlarang dengan Pasukan SS Nazi, Tahanan Kamp Konsentrasi Ini Selamat dari Pembantaian
Norbert telah menulis sebuah surat perpisahan: "Saya telah membunuh isteri saya dan saya tidak mengerti mengapa. Saya sangat cinta padanya. Hidup tidak mempunyai arti lagi bagiku tidak dengan dia dan oleh karena itu saya mengikutinya. Saya menyesal sekali.
Sudi apalah kiranya untuk mengubur kami dalam satu kubur. Saya tidak mengerti semua ini. Ia merupakan satu-satunya mahluk bagiku. Sekarang saya akan menyusul."
Norbert pergi dengan mobil tiada bertujuan. Ia menelan 25 biji tablet tidur, memuntahkan sebagian kembali, membeli 20 lagi dan berbaring di hutan semak-semak sebelah mobilnya.
Ia baru terbangun dua malam kemudian. Lengan kanannya tidak dapat digerakkan. Norbert mencoba berjalan, akan tetapi ia jatuh dan mulai merangkak. Kata dokter polisi kemudian: "Bahwa ia masih hidup mengherankan."
Baca Juga : Hi... Remaja Ini Jatuh Cinta Dengan Boneka Zombie dan Akan Menikahinya
Norbert sampai pada sebuah rumah makan kecil. Pakaiannya berdebu dan penuh daun-daunan. Para tamu di rumah makan itu menyangka bahwa Norbert penghisap ganja. Norbert bertanya dimana ia dapat berbaring.
Seorang tamu membawanya ke rumah dan membiarkan Norbert tidur di situ. Isteri dari tamu yang menaruh belas kasihan itu telah membaca dalam surat kabar bahwa ada seorang yang telah membunuh isterinya sedang dicari-cari.
Suaminya menemukan surat perpisahan di saku pakaian Norbert. Ia memanglgil polisi. Pegawai-pegawai polisi yang membangunkan Norbert langsung diberitahu: "Saya telah membunuh isteri saya".
Kemudian polisi membawa Norbert ke Koblenz. Dalam keadaan setengah sadar ia menceriterakan apa yang telah diperbuatnya. Kemudian ia tidak ingat lagi akan apa yang telah diceriterakannya.
Baca Juga : Putus Cinta di Usia Muda, Takdir Mempersatukan Pasangan Ini di Kala Tua
Mimpi tentang malam pembunuhan
Dua tahun kemudian, pada tanggal 28 September 1973, bekas korporal dan pegawai pos Norbert Richert yang berumur 25 tahun telah dihukum seumur hidup oleh pengadilan di Koblenz. Akan tetapi Norbert Richert yang sekarang sudah 4 tahun dalam tahanan, hingga kini tidak mengerti mengapa ia membunuh isterinya.
Para hakim mengatakan bahwa ia telah membunuh isterinya dengan kejam, begitu saja. Dan untuk pembunuhan yang kejam, undang-undang hanya mengenal hukuman seumur hidup. Meskipun tidak ada sebab-sebab yang nyata untuk pembunuhan itu.
Pengadilan juga tidak menemukan alasan dan keterangan mengapa Norbert melakukan hal itu. Semua yang mengenal Norbert Richert berbicara baik tentang dia.
Bahkan ibu si korban mengatakan, "Saya tidak mengerti mengapa ia dihukum seumur hidup. Ia selalu sayang pada anak saya, apakah itu tidak diperhitungkan?" Masa lampau merupakan kenang-kenangan. Dan kenangan itu selalu menghantuinya dan kadang-kadang membuatnya seperti lumpuh.
Baca Juga : Ini Jawaban Mengapa Pria Sering Mengakhiri Hubungan Saat Wanita Mulai Jatuh Cinta
Sudah sering Norbert yang hanya sendiri di dalam sel, mencoba memotong urat nadi pergelangan tangan, akan tetapi selalu lekas ketahuan. Ia telah menulis surat pada isterinya seakan-akan ia masih hidup.
Lalu ia bermimpi, mengenangkan mimpi kasih sayang, katanya. Dan ia sering mimpi tentang malam pembunuhan.
Sekarang Norbert telah terbiasa hidup di penjara. Semua orang suka dia. Ia telah membuat majalah penjara dan ia membantu mendirikan sebuah organisasi pembelian diantara para tahanan. Ia membuat sebuah diskotik dan ruang siaran di samping selnya.
la selalu sibuk dari pagi sampai sore. Ia mencoba untuk mencari jalan keluar dari kesalahannya. Dari ia telah menemukan alasan-alasan untuk membela diri. Ia mengetahui apa yang mungkin dapat melepaskannya.
Baca Juga : Pernyataan Cinta Lewat Rayuan Maut Bung Karno kepada Fatmawati
Ia berbicara tentang bela diri. Ia takut tenggelam dalam perasaan kasih. Cinta, katanya, apakah cinta itu sebenarnya? Di rumah orang tua dan rumah neneknya dimana ia dibesarkan perkataan itu tidak ada. Ia dipukul jika ia pergi keluar dengan seorang gadis.
Lalu ia mengenal perkataan cinta di jalanan. Ia belajar bahwa cinta itu hanya seks, lain tidak. Ia mengetahui bagaimana orang "bercinta" secara badaniah, akan tetapi apakah sebetulnya makna yang terkandung di dalamnya ia tidak pernah tahu.
Eleonore adalah wanita pertama yang sayang padanya dan yang telah menghapus kenangan pada "cinta jalanan". Lalu terjadi sesuatu yang mengejutkan Norbert.
Katanya: "Sampai pernikahan Eleonore selalu bercinta dengan kasih sayang. Akan tetapi waktu kami telah menikah ia tidak mempunyai rasa sayang lagi. Sepertinya ia tidak berperasaan kalau kami sedang berkasih-kasihan. Ia tidak ada reaksi sama sekali".
Norbert melanjutkan: "Saya menerangkan bagaimana ia harus memelukku." Tapi rupanya Eleonore tidak mengerti.
Norbert pasrah dan mengira bahwa lama kelamaan Eleonore akan belajar juga memuaskan suaminya dalam cinta.
Baca juga: Baca Juga : Masuki Area Musuh Sambil Unjuk Kebolehan, Pilot Ini dapat 'Surat Cinta Mengerikan'