Kampung Pelangi yang Mentalak di Riuhnya Instagram

Agus Surono

Editor

Kampung Pelangi di Semarang yang menyedot perhatian dunia.
Kampung Pelangi di Semarang yang menyedot perhatian dunia.

Intisari-Online.com - Di tengah ramainya media sosial, memasarkan sebuah tempat wisata menjadi mudah. Tinggal seberapa lama ia bertahan.

Sebuah kata instagramable, alias bagus untuk dimasukkan ke dalam aplikasi Instagram, seakan menjadi kata kunci.

(Baca juga: Warga Dusun di Semarang Dihebohkan oleh Kedatangan Robot-robot Transformers, Mereka pun Saling Sapa)

Begitulah yang terjadi dengan Kampung Pelangi di Semarang. Tak hanya menarik perhatian pengguna media sosial di Indonesia, namun juga dunia.

The Tiny Rainbow Village That’s Sparking an Instagram Craze, begitu judul soal Kampung Pelangi di Vogue.com yang ditulis oleh Christina Perez pada 14 Mei2017.

Namun apakah proyek senilai Rp 3 miliar ini mampu meningkatkan taraf ekonomi warga miskin di sekitarnya atau hanya sekedar tren foto Instagram saja?

Kampung Gunung Brintik beberapa bulan yang lalu adalah kampung kumuh yang tak tertata dengan rimbunan tanaman liar dan tembok-tembok merah tak berplester. Letaknya persis di pinggir Kali Semarang dengan kurang lebih 325 rumah. Namun beberapa pekan terakhir, kampung ini berubah rupa, dan juga berganti nama: menjadi Kampung Pelangi yang penuhi warna-warni.

(Baca juga: Kafe Jamban di Semarang Masuk Salah Satu Restoran Terunik di Dunia)

Proyek ini bermula dari rencana perbaikan Pasar Bunga Kalisari yang diinisiasi pemerintah kota tahun lalu. Pasar bunga yang berada persis di depannya itu diharapkan menjadi destinasi wisata baru dengan renovasi sekitar Rp9,6 miliar.

"(Tapi) setelah perbaikan itu selesai pada Desember lalu, kita lihat keindahan pasar tidak didukung oleh perkampungan di belakangnya yang merupakan kawasan kumuh," kata Wali kota Semarang Hendrar Prihadi.

Dari situlah muncul ide untuk melakukan renovasi kampung dengan proyeksi anggaran sekitar Rp3 miliar. Namun proyek ini tidak bisa didukung oleh anggaran pemerintah karena tidak semua rumah di sana tergolong miskin, sehingga pendanaan akhirnya dikumpulkan dari sumbangan, dana CSR perusahaan, hingga uang pribadi.

Menarik perhatian dunia

Ini tentu bukanlah kampung bercat warna-warni pertama di Indonesia. Sejumlah daerah seperti Malang, Balikpapan, dan Lubuklinggau juga memiliki konsep kampung tematik yang serupa.

Tapi foto-foto yang banyak diunggah di media sosial, media asing ramai membicarakannya. Sebutlah media Inggris, The Independent dan Mirror hingga situs konten media sosial seperti BuzzFeed dan BoredPanda.

"Dari perumahan reyot menjadi kampung pelangi: kota kumuh disulap menjadi tempat wisata populer berkat polesan cat," tulis Mirror.co.uk.

Banyak wisatawan lokal datang ke kampung ini terutama pagi dan menjelang sore. Lidia asal Bekasi misalnya tahu tentang kampung ini dari unggahan di media sosial. Dia kebetulan singgah di Semarang, dan akhirnya menyempatkan diri mampir, untuk melihat dan berswa foto.

"Tidak beda jauh dengan foto-foto yang beredar, puas banget bisa sampai di kampung pelangi Semarang," katanya seperti dilaporkan oleh wartawan lokal di Semarang, Erna Virnia.

Lainnya mengaku senang karena bisa melihat langsung kampung berwarna-warni yang mirip dengan di kota Malang. "Senang, karena setahu saya adanya di Jawa Timur," kata Winda.

Agar tak lagi miskin

Wali kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan bahwa perbaikan di Kampung Pelangi ini diharapkan tak hanya sekedar luarnya saja. "Kami ingin mengubah sebuah wilayah yang terlihat kumuh dan sebagian warganya hidup di bawah garis kemiskinan, bisa menjadi perkampungan yang nyaman ditinggali, dihuni, dan kesejahteraan mereka menjadi lebih baik."

"Harapannya ini bisa menjadi role model pengentasan kampung miskin yang lain di Semarang," sambungnya. Setelah mengecatan tahap pertama rampung untuk sekitar 240 rumah, tahap dua akan dilakukan segera.

Setyaningsih, warga kampung, mengatakan perubahan ini menguntungkan bagi ekonomi keluarganya. "Kampungnya jadi ramai, dulunya saya tidak jualan, sekarang jadi jualan, sudah tiga minggu," katanya yang menawarkan berbagai minuman dingin.

"Pengunjungnya malah tidak sabar, belum dibuka sudah ada pengunjung. Pagi jam 6-7 sudah ramai, siang sepi, nanti menjelang sore ramai lagi. Sehari kira-kira dapat Rp200.000."

Proyek Kampung Pelangi belum sepenuhnya rampung karena sejumlah rumah masih terlihat kumuh dan rusak. Sekitar 100 rumah, menurut pemerintah kota, masih belum dicat dan pihaknya berencana untuk melakukan perbaikan segera.

Semoga tidak lekas hilang seperti pelangi yang kehilangan percikan air.

Artikel Terkait