Intisari-Online.com -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti jengkel. Bukan karena aksi pencurian ikan melainkan masih ada yang memanggilnya dengan embel-embel “Doktor Honoris Causa”.
Ia bahkan menyebut akan menenggelamkan orang yang masih memanggilnya dengan gelar prestisius itu.
(Baca juga:Bung Hatta dan Sepatu Bally, Kesederhanaan Yang Menggetarkan Jiwa)
“Tidak usah. Di Jakarta sudah saya kasih ultimatum […] pasti saja denda atau saya tenggelamkan,” ujar Menteri Susi saat menghadiri puncak peringatan HUT ke-44 Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Minggu (21/5), dilaporkan Kompas.com.
Seperti diketahui, Menteri Susi menerima gelar doktor dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pada tanggal 3 Desember 2016.
Ijazah terakhir Menteri Susi adalah SMP karena ia memutuskan putus sekolah saat menginjak kelas 2 SMA.
“Kenapa saya ambil (gelar itu) karena itu penghargaan kepada Pak Presiden yang dengan segala keberanian dan segala kontroversi yang ada, beliau mengangkat saya yang pendidikannya cuma SMA kelas 2 menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan,” ucapnya.
(Baca juga:Benci Hari Senin? Lakukanlah Hal Ini untuk Melewatinya dengan Bahagia)
Meski demikian, sebelum menerima gelar kehormatan itu, menteri yang terkenal nyentrik ini telah mengikuti serangkaian seleksi di bidang kebijakan, pembangunan, kelautan, dan perikanan.
“Saya diuji 12 profesor. Jadi aslinya saya ini pintar. Itu kata Pak Profesor, bukan kata saya lho,” tandasnya.
Sejarah gelar Honoris Causa
Seperti diketahui, gelar Honoris Causa (H.C) /Gelar Kehormatan merupakan gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut.
Gelar Honoris Causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Gelar ini pertama kali diberikan kepada Lionel Woodville sekitar tahun 1470 oleh Universitas Oxford, Oxford, Oxfordshire, Inggris.
Ia kemudian dikenal sebagai Uskup Wilayah Salisbury/Bishop of Salisbury.
Mula-mula, pemberian gelar ini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak biasa, tapi akhirnya dianggap biasa sekitar abad ke-16, terutama masa ketika banyak universitas yang belum tenar pada saat itu, menerima kunjungan kehormatan dari universitas-universitas ternama seperti Universitas Oxford atau Universitas Cambridge.
(Baca juga:Pesawat Intai Siluman Tercanggih dan Tercepat di Dunia Siap Gentayangan, Indonesia Patut Berhati-hati)
Seseorang yang telah menerima gelar Doktor Kehormatan mendapatkan hak yang sama seperti para penerima gelar yang lainnya. Misalnya, ia dapat mencantumkan tanda kedoktorannya pada awal nama.
Namun khusus untuk yang menerima gelar Doktor Kehormatan, dapat mencantumkan tanda khusus Doktor Kehormatannya dengan singkatan H.C.