Intisari-Online.com – Siapa bilang kreativitas hanya “milik” para seniman yang menghasilkan karya besar?
Buktinya, Earle Dickson, karyawan perusahaan Johnson & Johnson, mampu mengilhami penemuan produk baru yang kini mendunia.
(Baca juga:Pesawat Tanpa Awak Ini Disebut Sang Malaikat Pencabut Nyawa, Kini Kemampuannya Kian Sakti)
Perusahaan ini dikenal sebagai produsen kain pembalut untuk keperluan operasi medis. Oleh karena itu konsumennya terbatas hanya rumah sakit dan penjualannya pun selalu dilakukan dalam partai besar.
Pembalut ini tidak bisa dipakai untuk keperluan pribadi semisal menutup luka kecil atau luka bakar.
Suatu hari jari Dickson tergores pisau.
Untuk merawatnya ia menaruh segumpal kapas steril yang sudah diberi obat, lantas direkatkan di jari tersebut dengan selembar kain yang sudah diberi perekat.
Namun karena capek setiap kali repot membuat perban seperti ini, ia membuatnya dalam jumlah banyak memakai kain crinoline untuk membungkus perekatnya.
Sewaktu-waktu diperlukan, kain crinoline itu bisa dikelupas, siap dipakai membalut.
(Baca juga:Ternyata, Bukan Thomas Stamford Raffles yang Pertama Menemukan Bunga Rafflesia, Lalu Siapa dong?)
Kebetulan presiden perusahaan, James Johnson, melihat Dickson memakai perban buatannya.
Terkesan dengan kepraktisannya, ia lalu memutuskan memproduksi perban dengan mekanisme tersebut secara masal dengan nama Band-Aids. (Bits&Pieces)