Intisari-Onlinec.com - Telah menjadi perdebatan sejak lama tentang apakah air dingin baik untuk kesehatan atau tidak.
Orang China adalah orang pertama yang mengetahui dan menemukan bahwa minum air dingin, terutama setelah makan, buruk bagi kesehatan dan dapat berdampak buruk pada proses pencernaan.
Mungkin banyak orang yang menyadari fakta bahwa air hangat dapat membuka pori-pori kulit dan dengan demikian, kulit terasa lebih longgar, sedangkan air dingin mengkonstriksi kulit dan menutup pori-pori.
Air dingin menyempitkan saluran pencernaan dan dapat membuat prosesnya sulit.
Baca Juga: Benarkah Rumah Naga di Yunani Ini Buktikan Adanya Naga di Zaman Dulu?
Karena sistem pencernaan terhambat, tubuh kita tidak cukup mendapatkan banyak protein dan nutrisi agar organ lain berfungsi dengan baik.
Dengan cara ini, seluruh tubuh dipengaruhi oleh minuman air dingin.
Enzim tubuh kita bekerja paling baik pasa suhu 37-42 derajat celsius dan ketika kita minum air dingin, proses pemanasan cairan dingin menggunakan seluruh energi.
Energi ini seharusnya dimanfaatkan untuk mencerna makanan.
Baca Juga: Geeta Phogat si Karakter Utama dalam Film Dangal, Sepupunya Dapat Medali Emas Asian Games 2018 Lho
Akibatnya, proses pencernaan memakan waktu lebih lama dari biasanya dan kita cepat merasa lelah.
Dikatakan minum air dingin setelah makan menyebabkan pembentukan lendir berlebih di dalam tubuh, yang membuat sistem kekebalan tubuh lemah dan tubuh menjadi lebih rentan terkena pilek atau flu. Kadang-kadang juga menyebabkan dehidrasi.
Sebaliknya, cairan hangat dapat meningkatkan pencernan, yang memungkinkan tubuh untuk menyerap jumlah nutrisi dan energi dari makanan yang kita makan.
Source | : | Stylecraze |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR