Jangan Terlena dengan Kesibukan, Sudahkah Kita Mendengarkan Anak Kita?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Mendengarkan Anak Secara Aktif Menghangatkan Hubungan Orangtua dan Anak
Mendengarkan Anak Secara Aktif Menghangatkan Hubungan Orangtua dan Anak

Intisari-Online.com – Carl Gustav Jung dalam Vom werden der Personlichkeit (1932), pernah mengatakan: If there is anything that we wish to change in the child, we should first examine it and see whether it is not something that could better be changed in ourselves.

Ada sebuah cerita tentang seorang anak lelaki bernama Dion. Ia disuruh ibunya bersiap-siap menghadiri ultah temannya. Namun si Dion menolak perintah sang ibu dengan mengatakan, “Tapi, Bu!”

(Baca juga:Brilian, IQ Bocah Perempuan Keturunan India Ini Mengalahkan IQ Albert Einstein dan Stephen Hawking)

Sang ibu rupanya tipe penguasa rumah yang pantang mendengar kata “tapi” dari anak-anaknya. Wanita ini malah menghardik sang anak, “Sudah jangan membantah ibu. Ayo cepat mandi dan ganti pakaian!”

Dion kembali memrotes, “Tapi, Bu!”

Sang ibu semakin marah, “Diam, lakukan saja sekarang,” lanjutnya, “baik kamu suka atau tidak!”.

Setelah beberapa kali memrotes dan gagal, Dion berdandan rapi. Sambil menenteng bungkusan kado, anak ganteng ini menghambur ke pintu depan.

Upaya protes terakhirnya diwujudkan dengan membanting pintu, …. Blak!

(Baca juga:Bagaimana Rasanya Bir yang 'Dibuat' dari Air Kencing Manusia? )

Lantaran penasaran, sang ibu membuka pintu dan mendengar anak kesayangannya itu berkata, “Tapi, Bu, pestanya si Andi ‘kan besok sore!”

Seperti kata Jung, kalau mau mendidik anak apakah tidak lebih baik kita didik diri sendiri terlebih dulu. Anak-anak ibaratnya cermin bagi kita, para orang tua.

Kita bisa berkaca melihat wajah kita di sana. Kalau kita ingin didengar oleh mereka, sebaiknya terlebih dulu kita mendengar apa yang mereka katakan.

Hari ini, sudahkah kita mendengar anak kita?

Artikel Terkait