Intisari-Online.com- Dalam semarak gelaran Asian Games 2018 yang dilangsungkan kali ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pada kali yang kedua.
Sebelumnya, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah ajang olahraga se-Asia ini pada tahun 1962.
Sementara kembali menjadi tuan rumah, Indonesia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuka pameran mengenai Asian Games 1962 lalu.
Pameran bertema "Remarkable Sports dan Heritage Photo Exhibition" pun digelar dan berlangsung dari 15 Agustus hingga 2 September di Hotel Indonesia Kempinski.
Baca Juga: Ini 19 Daftar Belanja Pribadi Zumi Zola yang Diduga Dibayar Menggunakan Uang Gratifikasi
Salah satu hal yang menarik dari pameran itu adalah desain medali.
Pada Asian Games 2018 ini sendiri, Indonesia menuangkan corak-corak batik untuk menghiasi desain medali.
Dirancang oleh Erwin Pratawa, Sera Prestasi, dan Elysa Munster, selain bentuk Gelora Bung Karno, ada unsur batik yang melekat pada desain medali Asian Games 2018.
Motif batiknya diambil dari daerah ketiga maskot yang digunakan, yakni dari Asmat, Jakarta, dan Palembang dengan tujuan perlambangan Bhineka Tunggal Ika.
Baca Juga: Kini Diterpa Krisis Hebat, Dulu Venezuela 'Gudangnya' Ratu Kecantikan
Tak kalah menarik, desain medali pada Asian Games 1962 juga memiliki makna yang dalam.
Sebelumnya, pada awal tahun 1962, Bung Karno menetapkan gambar Rama, tokoh Ramayana, merentangkan busur panahnya sebagai logo Gelora Bung Karno.
Dalam buku "Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno," gambar yang sama juga kemudian diterapkan untuk medali dan logo Asian Games 1962.
Citra Rama beserta busur panah itu aslinya terpahat pada dinding Candi Prambanan, peninggalan kuno abad ke-19.
Baca Juga: Hanya Ganti Celana Dalam Sebulan Sekali, Gadis Ini Masuk Rumah Sakit
Relief menggambarkan perjuangan Rama untuk menegakkan keadilan dan menjaga kehormatan dirinya.
Lebih jauh, gambar itu sendiri kemudian dihubungan dengan keberadaan unsur olahraga, kebudayaan, dan falsafah.
Yakni falsafah menuju ke arah persatuan Indonesia dan kesatuan bangsa Indonesia pada khususnya, serta masyarakat Internasional pada umumnya.
Nah menurut Anda, desain mana yang lebih menarik?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR