Subsidi Terus Dikurangi, Tarif Terus Naik, Lakukan Cara Sederhana Ini untuk Menekan Tagihan Listrik

Agus Surono

Editor

Lampu LED bisa menjadi pilihan untuk kampanye hemat energi.
Lampu LED bisa menjadi pilihan untuk kampanye hemat energi.

Intisari-Online.com – Per Mei 2017 ini tarif listrik kembali naik. Ini merupakan imbas dari kebijakan pencabutan subsidi listrik secara bertahap. Namun PLN menegaskan bahwa kenaikan ini hanya menyasar pada pelanggan 900 V golongan mampu.

Kenaikan ini bisa dijadikan momentum untuk sadar dan membangun kebiasaan hemat listrik.

(Baca juga: Mengapa Pemerintah ‘Tega’ Hapus Subsisi Listrik untuk Rakyat Miskin? Ini Jawaban Kementerian ESDM)

Tak usah muluk-muluk dengan menggalang kampanye hemat listrik lewat media sosial atau mengajak tetangga sekomplek perumahan. Cukup mulai dari rumah kita saja dulu.

Soalnya, mengutip data 2015, “Total pelanggan listrik rumah tangga saat ini sekitar 48 juta pelanggan,” terang Maritje Hutapea, direktur Konservasi Energi, dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Salah satu langkah menghemat listrik adalah dengan mengganti lampu listrik. Hampir pasti lampu ini ada di setiap rumah tangga.

Jika sebelumnya kita mengenal lampu Compact Fluorescent Light (CFL) sebagai lampu hemat energi, kini sudah mulai banyak dipasarkan lampu Light Emitting Diode (LED) yang lebih hemat energi.

(Baca juga: Tak Perlu Panik dengan Isu Pencabutan Subsidi Listrik untuk Masyarakat Miskin, Jika…)

Menganti lampu CFL dengan LED tidak akan menghemat pengeluaran biaya listrik cukup besar, tapi dapat mengurangi tagihan listrik. Keuntungan lain dengan lampu LED adalah umurnya yang tahan lama, dan cahaya yang konstan.

Lampu CFL biasa memiliki umur lebih singkat, biasanya tabung akan menghitam dan ini akan menurunkan kekuatan cahaya lampu walau konsumsi listriknya tetap. Bila lampu sudah mulai rusak, intensitas cahaya akan turun tapi konsumsi listriknya sama.

Ingat label pada lampu menunjukan kekuatan lampu, seperti lampu 20W menunjukan 1.000 Lumen. Tapi tidak menunjukan berapa konsumsi listrik sebenarnya. Lampu 20W akan mengkonsumsi listrik lebih tinggi dari label, bisa 25W bahkan lebih.

Kelebihan lampu LED tidak akan mengalami peredupan intensitas cahaya. Kecuali LED-nya mengalami kerusakan. Cahaya tetap sama dari awal sampai akhir.

Harga lampu LED memang lebih mahal dibandingkan lampu CFL (atau biasa dikenal lampu TL, lampu tabung). Namun dari pengujian obengplus.com, harga lebih mahal lampu LED terbayar setelah 1 tahun pemakaian dengan asumsi 1kWh = Rp1.000 (rumah tangga 2200 V)

Padahal, lampu LED tahan lebih dari setahun. Salah satu merek lampu LED malah memberi garansi tiga tahun.

Masalah lampu LED ada di cahaya yang tidak menyebar seperti lampu neon biasa. Cahaya lampu LED secara umum hanya menyebar ke arah bawah. Sehingga diperlukan tempat yang baik agar cahaya menyebar lebih luas.

Cahaya LED konstan

Sebelum mengganti lampu, ada baiknya memahami ilustrasi berikut ini. Mengunakan 1 lampu CFL 20W dengan cahaya 1.200 lumen, memerlukan power di atas 25W. Bila kebutuhan cahaya tidak terlalu besar bisa diganti dengan 1 lampu 9W LED yang lebih hemat dengan cahaya 600 lumen dan konsumsi power hanya 12W AC. Atau dapat dipasang 2 lampu 9W dengan konsumsi listrik yang sama seperti lambu neon.

Masing-masing lampu LED memiliki perbedaan tersendiri. Kadang desain lampu LED 9W dari produk A akan berbeda cahayanya dibanding lampu LED produk B.

Sebagai gambaran, untuk ruang tamu cukup besar dengan ukuran 5 x 5 meter disarankan mengunakan lampu LED 13W; ruang kamar tidur ukuran kecil dapat mengunakan lampu LED 9W.

Kamar mandi, tergantung kebutuhan. Bila membutuhkan cahaya sangat terang setidaknya 12W. Mengingat kamar mandi adalah ruangan cukup penting untuk menjaga kebersihan.

Sedangkan lampu LED depan umumnya mengunakan 7 – 9W. Bila ruang teras atau halaman cukup besar dapat mengunakan di atas 9W.

Penguna harus menentukan sendiri kualitas daya dan cahaya masing masing lampu LED. Cara paling mudah membeli dua kekuatan lampu LED berbeda seperti kekuatan 6, 8, 9 atau 10W, lalu dicoba sendiri untuk melihat kekuatan cahaya yang dibutuhkan. Barulah menentukan berapa watt lampu LED yang dibutuhkan untuk penganti lampu neon lama.

Tapi perlu diperhatikan, lampu hanyalah satu dari sekian perangkat yang menggunakan listrik di rumah. Masih ada peralatan lain yang lebih rakus listrik seperti infografis di bawah ini.

Ilustrasi: M. Bisron Anwar

Artikel Terkait