Intisari-Online.com - Biasanya jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada penduduk pria. Namun di Kepulauan Faroe justru kebalikannya.
Dilansir dari bbc.com, penduduk di wilayah kepulauan ini lebih banyak pria. Hal ini disebabkan para penduduk wanitanya memutuskan meninggalkan pulau ini untuk sekolah dan bekerja. Sialnya, mereka tidak pernah kembali lagi.
Akibatnya, terjadi penurunan jumlah populasi sehingga Kepulauan Faroe memiliki “defisit gender” dengan jumlah perempuannya, sekitar 2.000 orang lebih sedikit dibanding pria.
(Baca juga:Ini Dia Cara Mengatasi Biduran Tanpa Obat)
Oleh karena itu, para pria yang ingin mencari wanita untuk dijadikan istri mencarinya dari tempat-tempat yang jauh seperti Thailand dan Filipina.
Para pria ini biasanya menggunakan media sosial dan situs kencan online untuk bertemu wanita. Mereka juga biasa bepergian ke beberapa negara untuk membawa istri ketika pulang ke kepulauan ini.
Sekarang, ada lebih dari 300 wanita dari Thailand dan Filipinda yang tinggal di Kepulauan Faroe, dari total 50 ribu penduduknya.
Namun permasalahannya, tidak mudah bagi wanita khususnya dari Asia untuk tinggal di kepulauan ini. Iklim basah dan sejuk merupakan tantangan bagi banyak orang. Pada musim panas, suhu bisa mencapai 16 derajat Celcius.
(Baca juga:Mun'im Idries: Buruh Marsinah Mati Ditembak Aparat)
Meski demikian, lama-kelamaan para wanita pendatang ini pun bisa beradaptasi. Mereka bahkan mendapat banyak informasi baru, salah satunya adalah bahasa baru.
Dan untuk para wanita yang belum menikah, berminat pergi ke Kepulauan Faroe? Siapa tahu bisa bertemu dengan jodoh Anda di sini!