Intisari-Online.com – Anda tidak perlu risau kalau anak tiba-tiba melakukan masturbasi. Hadapilah dengan penuh pengertian dan kewajaran. A. Suryana Kalpen, seperti ditulis di Intisari edisi April 1996, memberikan jurus-jurus bagaimana menanggulanginya.
(Baca juga: Dinilai Rusak Jiwa Anak, Masturbasi akan Dimasukan Sebagai Perbuatan Pidana dengan Denda Rp1,3 Juta)
Pada umumnya, bermacam-macam reaksi orang tua timbul dalam menanggapi masalah anaknya yang suka melakukan masturbasi. Ada orang tua yang serta merta melarang anaknya melakukan perbuatan ini.
Ada pula yang tetap tenang dan mengabaikan soal masturbasi yang dilakukan anaknya. Mereka berpendapat perbuatan itu wajar sesuai dengan perkembangan seksualnya.
Ada lagi yang langsung emosi, marah, dan menghardik anaknya. Mereka sangat mengkhawatirkan masa depan anaknya, jangan-jangan menjadi pemerkosa, merasa rendah diri, dsb.
(Baca juga: Meskipun Telah Menikah, Mengapa Wanita Melakukan Masturbasi?)
Setiap kali tangan si anak beradadi daerah kelamin, orang tua langsung mencegahnya, dengan cara menepis tangan si anak, memarahi, mencaci maki, dll.
Orang tua tipe terakhir ini cenderung terus menekan anaknya sekeras mungkin. Bahkan tidak jarang memberikan hukuman berat dengan harapan kebiasaan buruk itu segera hilang.
Bagaimana reaksi si anak?
Dengan kekerasan seperti cara terakhir itu, si anak bisa jadi malah merasa tertekan dan takut sekali. Terjadilah konflik antara keinginan untuk melakukan dan tidak karena takut.
(Baca juga: Terlalu Sering Masturbasi, Ini Cara Menghentikannya)
Akibatnya, anak akan murung, kurang bergairah, bahkan tidak jarang berubah menjadi bandel dan agresif.
Freud pernah mengatakan, apabila dalam fase tertentu kebutuhan akan seksualitas tidak terpenuhi, seseorang akan mengalami fiksasi atau pemberhentian pada fase tersebut.
Hal ini bisa mengganggu perkembangan kepribadian serta psikoseksual si anak. Yang terbaik menurut ahli ini, bila anak balita kita melakukan masturbasi, segeralah diatasi dengan cara yang bijaksana.
Bersikap membiarkan tentu juga tinggi risikonya, sebaliknya bersikap keras juga kurang tepat.
Bagi para orang tua yang menghadapi masalah ini, hendaknya perbuatan tersebut dianggap normal dan berusaha memahami tingkah laku si anak.
Apabila perbuatan masturbasi sudah melampaui batas (terlalu sering dilakukan), sebaiknya orang tua berusaha mengalihkah perhatian agar anak tidak tergantung dengan perilaku tersebut.
Untuk mengatasi masturbasi pada anak balita, jurus-jurus berikut ini mungkin dapat diikuti: