Intisari-Online.com - Jika ingin berkendara di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat pastikan kendaraan baik motor maupun mobil dalam kondisi sehat alias laik jalan.
Prinsip berkendara di jalur yang banyak diwarnai turunan dan tanjakan tajam itu hampir mirip dengan prinsip menerbangkan pesawat.
Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada kendaraan karena salah sedikit saja bisa mencelakai diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu sebelum melintasi jalur Puncak dari arah Cianjur atau dari arah perempatan Gadog (simpang Ciawi) kendaraan harus dicek ricek terlebih dahulu terutama kondisi remnya.
Khusus untuk pengendara bus-bus besar memang ada kendala karena sopir di berbagai perusahaan bus tidak begitu terlibat dalam perawatan bus.
Semuanya diserahkan kepada para mekaniknya. Jadi para sopirnya tahunya bus beres dan tinggal tancap gas.
Bisa dikatakan para sopir bus tak mau pusing-pusing dengan kondisi bus karena jika ada kerusakan dalam perjalanan dia tinggal telepon dan mekanik pun datang.
Bila bus yang dikendari sopir bersangkutan rusak serius, bus juga langsung diganti dengan bus lainnya sehingga sopir bersangkutan bisa lenggang kangkung.
Tapi untuk para sopir bus yang melintasi jalur Puncak, ia harus bersikap seperti pilot.
Melakukan cek ricek terhadap kendaraan sebelum melintasi jalur Puncak, khususnya jalur Megamendung yang dari zaman Pemerintahan Daendels sudah dikenal sebagai jalur maut itu.
Banyak kereta kuda yang tidak bisa naik dan harus dibantu untuk menarik keretanya menggunakan kerbau atau sapi.
Jika dalam cek ricek ada yang tidak beres pada kendaraan sebaiknya batalkan melintasi jalur Puncak.
Sebab bila terjadi kecelakaan, seperti rem kendaraan yang blong bisa menyeret korban lainnya untuk terlibat dalam kecelakaan.
Dalam teori kepolisian suatu kecelakaan selalu dimulai dari pelanggaran. Misalnya saja dalam kecelakaan di Puncak kemarin (Sabtu/22/4), sopir bus ternyata tidak punya SIM dan juga tidak mengantongi STNK mobil.
Seharusnya sopir yang tidak memiliki SIM, tidak nekat berkendara.
Dengan demikian kecelakaan maut seperti di Puncak yang mengakibatkan 4 orang meninggal dan sejumlah orang lainnya luka-luka tidak terjadi.
(A Winardi, warga Bogor)