Advertorial
Intisari-Online.com- Mengembangkan satu perusahaan raksasa saja bukan hal mudah, apalagi kalau dua.
Tak heran jika pendiri sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk mengaku stres bekerja.
Tesla adalah salah satu perusahaan otomotif paling inovatif dengan inisiasinya menciptakan mobil listrik.
Sementara itu, SpaceX adalah perusahaan antariksa yang berambisi membawa peradaban ke Mars.
Baca Juga:Pria Ini Sembunyikan Jasad Istri dan Dua Putrinya di Dalam Tangki Minyak Agar Tak Tercium, Kejam!
Sebagai CEO dari dua perusahaan tersebut, bisa dibayangkan bagaimana kesibukan Elon Musk setiap harinya.
Tak tahan lagi, ia pun mencurahkan isi hatinya dalam sebuah wawancara yang emosional via telepon.
Elon Musk yang digadang sebagai Iron Man di dunia nyata, karena kekayaan dan kejeniusannya, sesumbar menghabiskan waktu 120 jam per minggu untuk bekerja.
Ia pun mengalami kesulitan tidur, sehingga kerap mengonsumsi obat penenang.
Baca Juga:Sebelum 'Beraksi', Bocah Pemanjat Tiang Bendera Ternyata Sedang Dirawat di Tenda Medis
“Ini adalah tahun paling sulit dan menyakitkan dalam karir saya,” ujar dia.
“Jika ada yang bisa bekerja lebih baik, beri tahu saya. Orang itu bisa memegang kendali perusahaan saat ini juga,” ia menambahkan.
Elon Musk pun sempat menangis hingga meminta jeda wawancara.
Hal ini mengakibatkan saham Tesla anjlok lebih dari 7 persen pada penutupan perdagangan, Jumat (17/8/2018) kemarin.
Baca Juga:Lebih dari 300 Rusa Mati Bersamaan, Bangkai Mereka Justru Dijadikan 'Laboratorium Alam'
Para investor agaknya takut dan mempertanyakan kemampuan Elon Musk memimpin perusahaan.
Kendati begitu, beberapa pihak mewajarkan dan menghubungkan pengakuan Elon Musk dengan kesehatan mentalnya.
Pasalnya, ia kerap melontarkan pernyataan yang memicu sentimen negatif di masyarakat.
Paling anyar, Elon Musk melabeli tim penyelam yang menyelamatkan para pemain bola yang terjebak di gua di Thailand sebagai pedofil.
Baca Juga:Inilah Marduk, Dewa yang Konon Gunakan 4 Arah Mata Angin untuk Ikat Musuh
Elon Musk juga tak segan mengumbar pernyataan arogan tentang perusahaannya.
Pada 7 Agustus lalu, ia mengatakan via Twitter bahwa Tesla bakal kembali menjadi perusahaan privat melalui sebuah kesepakatan bernilai 20 miliar dollar AS (Rp 291 triliun).
Menurut profesor bisnis dan hukum Universitas Michigan, Erik Gordon, dewan direksi Tesla perlu mengambil tindakan serius atas masalah yang dialami Elon Musk.
“Jika dewan tak membuatnya keluar dari masalah ini, minimal dengan cuti, sepertinya dewan akan dilihat menelantarkan tugas mereka,” kata dia, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Sabtu (18/8/2018), dari GadgetsNow.
Baca Juga:Kapal Perang Terbesar Inggris Bergabung dengan Jet Siluman Tercanggih di Dunia, Ada Apa?
Ia menyarankan dewan direksi Tesla mencopot posisi Elon Musk sebagai CEO dan menempatkannya sebagai penasihat teknis perusahaan.
Hingga kini belum ada kejelasan soal tindak lanjut manajemen Tesla menyusul curahan hati Elon Musk.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Elon "Iron Man" Musk Mengaku Stres Bekerja")