Advertorial

Aye-Aye, 'Primata Setan' yang Terus Berevolusi dari Waktu ke Waktu

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Pada 1780, dua aye-aye pertama kali dibawa ke Eropa dari Madagaskar oleh para penjelajah Prancis.
Pada 1780, dua aye-aye pertama kali dibawa ke Eropa dari Madagaskar oleh para penjelajah Prancis.

Intisari-Online.com- Aye-aye adalah salah satu primata paling tidak biasa yang hidup di Bumi.

Memiliki mata dan telinga yang besar serta jari kurus, Aye-aye terlihat mengerikan seperti 'setan'.

Hewan endemik Madagaskar ini menarik perhatian para hali niologi selama berabad-abad.

Khususnya mengenai evolusi bentuknya yang aneh dan tidak biasa seperti itu.

Baca Juga:Gagal Miliki Pesawat Siluman F-35, Turki Malah Sudah Punya Kapal Perang Siluman Buatan Sendiri

Dilansir dari Sci News, Kamis (9/8/2018), sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters, mengukur sejauh mana aye-aye telah berevolusi menjadi mirip tupai.

Meskipun mereka lebih erat terkait dengan monyet, simpanse, dan bahkan manusia.

Pada 1780, dua aye-aye pertama kali dibawa ke Eropa dari Madagaskar oleh para penjelajah Prancis.

Baca Juga:Hati-hati beli Mobil Warna Ini, Susah Lakunya Saat Dijual Lagi

Aye-aye kemudian digolongkan sebagai keluarga binatang pengerat dan diyakini lebih dekat dengan genus tupai daripada yang lain.

Kemudian pada pertengahan abad ke-19 spesies ini telah diidentifikasi dengan benar sebagai primata.

Sedangkan penampilannya yang menyerupai tupai sering disebut sebagai contoh mencolok dari 'konvergensi evolusi.'

Sekarang, Dr. Philip Cox dari Universitas York dan Hull York Medical School dan rekan-penulis telah menggunakan pemindaian mikro beresolusi tinggi untuk melihat gambaran tengkorak kedua spesies.

Baca Juga:Inilah Berat Albayrak, Menteri Keuangan Turki sekaligus Menantu Erdogan yang Kinerjanya Kini Jadi Sorotan

Hal itu diperlukan untuk pemetaan dan pemodelan tingkat konvergensi fitur fisik mereka.

Memetakan pohon evolusi dari dua kelompok biologis memungkinkan tim untuk memvisualisasikan bagaimana jalur kecenderungan evolusi aye-aye dan tupai satu sama lain.

Hasilnya menujukkan tingkat konvergensi yang tinggi dalam tengkorak dan rahang merek.

Meski keduanya memiliki nenek moyang yang benar-benar berbeda dari dua jenis yang berbeda.

Baca Juga:Tanpa Dua Sosok Ini, Mungkin Kita Tak akan Pernah Melihat Suasana Proklamasi Kemerdekaan RI

Temuan tim menunjukkan bahwa tuntutan lingkungan adalah perlu untuk menghasilkan kekuatan gigitan yang tinggi dengan dua gigi depan.

Gigitan dua gigi depan pada tupai digunakan untuk memecahkan kacang, sedangkan aye-aye memerlukannya untuk menggigit kulit pohon dan memakan larva kumbang kayu.

Aye-aye tidak hanya berevolusi dengan mengembangkan karakter gigi yang tumbuh terus-menerus hingga ia menyerupai hewan pengerat, tetapi juga memberinya tengkorak dan rahang mirip tupai.

Studi ini menunjukkan bagaimana gaya hidup dan ekologi dapat mempengaruhi wujud suatu spesies, yang bisa saja menyimpang dari leluhurnya terdahulu.

Baca Juga:Hentikan Sekarang Juga! 7 Kebiasaan Ini Picu Kerusakan Ginjal

"Analisis kami menunjukkan bahwa tengkorak dari kedua spesies tidak berevolusi hanya untuk bagian gigi," kata Dr. Cox.

"Bentuk tengkoraknya inilah yang membuat aye-aye juga terlihat sangat mirip dengan tupai," lanjutnya.

Baca Juga:Menggunakan Taktik Lucu Sekaligus Nekat, Tentara Turki Berhasil Memenangkan Perang Lawan Inggris dan Sekutunya

Artikel Terkait