Advertorial
Intisari-Online.com -Gara-gara ancaman bom, sembilan pesawat terbang terpaksa mendarat darurat di wilayah udara Chile, Argentina dan Peru pada Kamis (16/8).
Peringatan adanya ancaman bom tersebut dikeluarkan otoritas penerbangan sipil Chile.
Victor Villalobos Collao, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Chile mengatakan, terdapat 11 ancaman bom yang diterima otoritas Chile.
Dua ancaman bom diantaranya fiktif dan sembilan ancaman bom lainnya terkait penerbangan yang berangkat dan menuju bandara Santiago, Chile.
Baca juga:Dari Kerajaan Ubur-ubur Hingga Gerbang Surga, Inilah 5 Sekte Teraneh yang Pernah Ada
Seperti dilaporkan Reuters, semua pesawat dinyatakan bebas dari bahan peledak setelah menjalani pemeriksaan, dan setidaknya satu pesawat kemudian sudah diizinkan melanjutkan penerbangannya.
Pesawat terbang yang mendarat darurat tersebut, dua diantaranya milik LATAM Airlines dan tiga pesawat milik Sky, maskapai penerbangan murah Chile.
Collao mengatakan, ancaman bom di pesawat tersebut masuk ke kantor LATAM Airlines dan otoritas penerbangan sipil Chile.
Polisi Chile sekarang berusaha melacak asal muasal si pengancam bom tersebut.
Baca juga:Miliki Kecepatan Lebih dari 400 km/jam, Inilah Makhluk Tercepat di Bumi yang Tak Akan Bisa Ditangkap
Satu penerbangan, Sky 162, lepas landas dari bandara Arturo Merino Benítez di Santiago dan menuju ke kota utara Antofagasta ketika diperintahkan untuk kembali ke Santiago.
Sementara penerbangan LATAM 2369, yang berasal dari Lima, ibu kota Peru menuju Santiago, dipaksa mendarat di kota Pisco, Peru selatan.
Kementerian Transportasi Peru menyatakan tidak ada yang terluka dalam pendaratan darurat dan sebuah tim untuk menonaktifkan bahan peledak telah melakukan pemeriksaan.
"Sekarang situasi di bawah kendali," tulis Kementerian Transportasi Peru di Akun twitternya. (Khomarul Hidayat)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Ada ancaman bom, sembilan pesawat mendarat darurat".
Baca juga:Per Juli 2018, Utang Pemerintah Rp4.253 Triliun Sementara APBN Defisit Rp151,3 Triliun