Advertorial

Per Juli 2018, Utang Pemerintah Rp4.253 Triliun Sementara APBN Defisit Rp151,3 Triliun

Ade Sulaeman

Penulis

Meski terlihat sangat besar, Kementerian Keuangan justru menunjukkan angka-angka tersebut sebenarnya merupakan kabar baik untuk ekonomi Indonesia.
Meski terlihat sangat besar, Kementerian Keuangan justru menunjukkan angka-angka tersebut sebenarnya merupakan kabar baik untuk ekonomi Indonesia.

Intisari-Online.com -Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah per Juli 2018 sebesar Rp4.253 triliun.

Jumlah tersebut naik Rp 26 triliun dari bulan sebelumnya sebesar Rp4.227 triliun.

"Stok utang kita sampai saat ini per Juli capai Rp 4.253 triliun atau perbadingan dengan PDB (produk domestik bruto) 29,74 persen," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Meski begitu, ada penurunan rasio utang terhadap PDB, di mana Juni lalu sebesar 29,79 persen.

Baca juga:Derita Penyakit Genetika, Pria 25 Tahun Ini Miliki Wajah dan Tubuh Seperti Bocah 12 Tahun

Ia berharap hingga akhir tahun rasio utang terhadap PDB terus berkurang.

Sementara itu, pembiayaan utang hingga Juli 2018 terealisasi Rp205,6 triliun.

Nilai tersebut memenuhi 51,5 persen dari target APBN sebesar Rp399,2 triliun.

Untuk penerbitan Surat Berharga Negara, sudah terealisasi 61,3 persen dari target di APBN.

Baca juga:Kisah Raja Bhutan yang Rela Menunggu Selama 14 Tahun Untuk Nikahi Seorang Wanita Jelata

Nilainya per Juli 2018 mencapai Rp 221,9 triliun. Sementara asumsi dalam APBN sebesar Rp 414,5 triliun.

"Ini masih on the track sampai akhir tahun," kata Luky.

Angka penerbitan SBN cenderung turun sejak 2016. Pada 2016, realisasi SBN sebesar Rp312,5 triliun.

Pada 2017, realisasinya Rp307,6 triliun.

Baca juga:Kisah Tragis Al Sudani, Mata-mata Irak di Tubuh ISIS yang Gagalkan 30 Bom Mobil dan 18 bom Bunuh Diri

Menurut Luky, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi beban utang, pengelolaan cash management, dan mengembangkan volatilitas pasar keuangan.

"Ini sudah mulai berkurang karena strategi front loading kita," kata Luky.

APBN Defisit Rp 151,3 Triliun

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 dalam semester I 2018 masih mengalami defisit.

Per Juli 2018, defisit APBN 2018 sebesar Rp151,3 triliun. Namun, angkanya masih lebih rendah dibanding defisit pada Juli 2017 sebesar Rp210 triliun.

"Defisit APBN lebih kecil dibanding tahun lalu yang capai Rp210 triliun, dengan demikian mengalami kontraksi 28 persen," ujar Sri Mulyani di kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Perkiraan defisit APBN 2018 sebesar Rp325,9 triliun sehingga realisasi defisit per Juli 2018 yakni 46,4 persen.

Sri Mulyani mengatakan, turunnya defisit APBN menunjukkan bagaimana pemerintah berjuang melawan defisit.

Sementara itu, posisi SILPA hingga Juli 2018 sebesar Rp55,3 triliun.

Angka tersebut turun dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp88,7 triliun.

Untuk keseimbangan primer terdapat defisit Rp 4,9 triliun. Namun, angka tersebut defisit terendah dalam tiga tahun terakhir.

"Ini bulan pertama kita defisit, tapi lebih kecil dari tahun lalu yang Rp 79,1 triliun," kata Sri Mulyani. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Utang Pemerintah Rp 4.253 Triliun Per Juli 2018" dan "Per Juli 2018, APBN Defisit Rp 151,3 Triliun".

Baca juga:Tiga Tahun Berlalu, Pembalap M. Fadli Blak-blakan Ceritakan Insiden Sentul yang Membuatnya Diamputasi

Artikel Terkait