Di Bali, Pantangan Makan Babi, Ayam pun Jadi!

K. Tatik Wardayati
,
Moh Habib Asyhad

Tim Redaksi

Ayam guling Warung Suweca
Ayam guling Warung Suweca

Intisari-Online.com – Ternak yang bisa diguling ternyata tak cuma babi dan kambing. Ayam pun bisa diguling. Itu dibuktikan oleh pemiiik Warung Suweca. Dengan diguling, ternyata ayam juga menyajikan kenikmatan yang istimewa.

Mau tak mau, ketika membicarakan masakan khas Bali, babi guling haruslah masuk dalam hitungan. Namun bagi sebagian orang, masakan ini adalah pantangan karena alasan keyakinan atau kesehatan. Kalau hal itu yang kita alami, kita tak perlu khawatir.

Ada masakan lain yang bisa kita nikmati dengan bentuk penyajian sama, yakni ayam guling. Masakan ini bisa dinikmati di Warung Suweca.

(Baca juga:Embrio Gabungan Manusia dan Babi Baru Saja Berhasil Diciptakan)

Wayan Suweca, pemilik warung menyatakan, masakan ayam guling memang lahir untuk menjawab kebutuhan masakan yang disajikan dengan cara diguling namun bisa dimakan siapa saja.

Kalau masakan babi, menurut bapak dua anak ini, banyak yang tidak bisa mengonsumsinya. Karena itulah, kalau tak bisa makan babi, ayam pun jadi.

Hingga saat ini, masakan ayam guling hanya bisa dinikmati di Warung Suweca. Cara memasaknya merupakan kombinasi cara memasak babi guling dan ayam betutu. Bumbu yang digunakan, misalnya, sama dengan ayam betutu yang dimasakala Bali, yakni basegenep atau basegede.

Bumbu tersebut terdiri atas aneka rimpang-rimpangan yang dirajang, lalu dimasukkan ke dalam rongga perut ayam yang sudah dikosongkan. Perutnya lalu dijarit (dijahit, Red) agar bumbu tersebut tetap di dalam.

Ayam guling Warung Suweca

Penggulingan dilakukan seperti halnya mengguling babi. Ayam ini ditusuk dengan kayu secara vertikal dari kepala ke ekor. Ayam kemudian diguling-guling di atas bara arang dari sabut kelapa.

Agar banyak minyak dan lemak, ayam yang diguling adalah ayam broiler. Kalau ayam kampung atau ayam pejantan, lemak dan minyaknya kurang banyak sehingga rasanya juga kurang gurih. Dengan pengapian yang tepat, minyak dari ayam akan keluar dan menambah cita rasa gurih pada ayam tersebut.

Dengan penggulingan menggunakan bara tidak terlalu besar, daging ayam ini matang di dalam. Lalu ketika disajikan, terlihat daging ayam agak kecoklatan tanda sudah matang.Tampilan ayam guling ini mengkilat oleh minyak yang keluar saat diguling.

(Baca juga:Ilmuwan Merancang Pembuatan Mahluk Setengah Manusia dan Setengah Babi)

Ketika disayat, tekstur dagingnya hingga bagian dalam terasa lembut. Secara umum, masakan ayam guling disajikan tidak terlalu pedas untuk menyesuaikan dengan lidah Indonesia pada umumnya. Rasa yang dominan dari masakan ini adalah gurih dan lembut dagingnya.

Namun kita bisa memesan masakan ini dalam rasa pedas.

Masakan ayam guling disajikan dengan tambahan sayur daun singkong yang dirajang. Daun singkong ini kemudian ditumis bersama rajangan daging di bagian leher an rajangan bumbu base genep.

Rasanya gurih. Tekstur sayur ini memang agak kasar di lidah, namun itulah yang memberi sensasi krenyes-krenyes.

Kita bisa memesan masakan ayam guling ini dalam setidaknya tiga pilihan porsi. Untuk porsi jumbo harganya Rp80 ribu. Porsi tersebut terdiri atas satu ekor ayam guling bulet-bulet, satu bakul nasi, dan sayur daun singkong.

Kalau tanpa nasi, harganya Rp60 ribu. Ada beberapa orang yang memang hanya memesan ayam guling. Malah, menurut Suweca, dulu ada turis dari Singapura yang rutin minta dikirimi ayam guling tersebut.Terakhir pilihan porsi perorangan. Dalam porsi ini terdapat seperempat ekor dengan harga Rp15 ribu, belum termasuk nasi. [Anton Muhajir]

WARUNG SUWECA

Jin. Bedugul 18 A, Sidakary Denpasar

Telp.: 0361-7468354, 8067007s

BukatPukul 08.00-21.00 WITA (tergantung tamu)

Tutup: Hari raya Nyepi, Galungan, dan Kuningan.

Artikel Terkait