Awas! Teroris Sedang Mengincar Kota-Kota Besar Sebagai Simbol Negara

Agustinus Winardi
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Teroris kembali serang Rusia
Teroris kembali serang Rusia

Intisari-online.com - Serangan teroris mematikan yang terjadi di jaringan kereta bawah tanah kota St Petersbug, Rusia yang berlangsung pada Senin (3/4) waktu setempat mengindikasikan jaringan teroris internasional sedang mengincar kota-kota besar di Eropa.

Pasalnya sebelumnya, telah terjadi serangan teroris di Berlin Jerman (19/12/2016) , Perancis (19/3/2017), dan London, Inggris (22/3/2017).

Dalam terminologi bahasa teroris internasional, serangan teror terhadap suatu kota besar umumnya merupakan ‘’bahasa kode’’ untuk melaksanakan aksi-aksi serupa di kota-kota lainnya.

Sejak aksi teror yang terjadi di Paris pada 13 November 2015 dan memakan korban besar, kota-kota besar di Eropa dan AS sebenarnya langsung menerapkan kesiagaan tertinggi untuk mengantisipasi terjadinya terorisme. Hingga saat ini Perancis masih menerapkan kondisi darurat terorisme.

Pemerintah AS bahkan melarang alat-alal komunikasi seperti handphone dan laptop bagi penumpang pesawat menuju AS.

Perangkat komunikasi yang biasa melekat dengan penggunanya itu dicurigai karena bisa digunakan untuk melakukan aksi terorisme.

Tapi mencegah aksi terorisme yang dilakukan oleh para pelaku yang terlatih baik, berdasar keyakinan tertentu, dan memiliki semangat untuk bunuh diri memang sulit.

Para pelaku bisa dengan mudah memanfaatkan kelemahan penjagaan suatu kota yang tidak mungkin dijaga ketat selama 24 jam secara terus menerus.

Apalagi para pelaku teror sulit dideteksi karena penampilan dan barang yang dibawa tidak berbeda jika dibandingkan orang-orang biasa.

(Inilah Prosedur Persalinan Yang Ditanggung BPJS Kesehatan Dan biaya Yang Dikaver)

Pelaku teror bahkan melibatkan para wanita dan anak-anak seperti sudah sering terjadi Irak, Suriah, dan Afghanistan.

Saat ini faktor pemicu untuk melakukan aksi terorisme sudah beragam tapi jika diamati sasarannya adalah negara-negara yang mengirimkan pasukan tempur ke kawasan konflik Irak-Suriah-Afghanistan.

Negara Jerman, Inggris, Perancis, dan Rusia termasuk negara yang mengirimkan pasukan ke negara-negara kawasan konflik itu. Termasuk AS yan mengirimkan pasukan dalam jumlah paling besar.

Mengingat aksi terorisme membawa pesan tertentu bukan hanya sekedar aksi kekerasan belaka.

Maka yang bisa dilakukan oleh negara-negara lain yang pusat kotanya menjadi simbol kekuasaan politik dan ekonomi memang harus waspada. Khususnya negara-negara yang telah dianggap musuh oleh jaringan terorisme internasional.

(Bingung Menulis Huruf Tebal Dan Miring Di WhatsApp, Ini Cara Praktisnya)

Artikel Terkait