Intisari-online.com - Mental yang kuat ditandai dengan orang yang mampu mengatur pikirannya, mengendalikan emosinya, dan disiplin dalam produktivitas. Ketiga hal ini juga mempengaruhi seseorang dalam memanajemen keuangan personalnya.
Orang yang kuat mental memiliki kesadaran untuk mengatur keuangan dengan baik. Ia membuat tujuan-tujuan jelas melalui prinsip-prinsipnya soal finansial. Kebiasaan-kebiasan tersebut, seperti yang dilansir di Huffingtonpost.com, adalah delapan hal berikut:
1. Membuat bujet
Mereka membuat anggaran belanja, pemasukan, pengeluaran dengan terperinci, sesuai dengan kemampuan ekonominya. Ia tidak mengeluarkan uang di luar batas, sehingga tak pernah cemas soal utang.
(Ingin Menabung Uang Lebih Banyak, Berikut Delapan Strategi Finansial yang Dapat Membantu Anda (1))
2. Memperkirakan risiko
Orang yang kuat mental tidak membiarkan dirinya terlalu gembira dengan iming-iming keuntungan, dalam bisnis misalnya. Namun bukan berarti ia juga takut untuk mengambil kesempatan untuk mendapatkan uang.
Mereka cenderung memperkirakan dan menghitung risiko apa yang harus dihadapi demi tujuan keuangan jangka panjangnya.
3. Tidak mau terlibat dalam kompetisi yang tidak sehat
Misalnya, membandingkan kondisi keuangan sendiri dengan orang lain. Sebab ia tahu bahwa iri terhadap kesuksesan orang lain justru dapat menyabotase usahanya sendiri untuk sukses.
Ia tidak menghabiskan waktunya dalam kompetisi yang tidak sehat. Misalnya rumah siapa yang lebih besar, mobil siapa yang lebih banyak, dsb. Mereka memiliki definisi sendiri mengenai sukses dan cara sendiri untuk mencapai kesuksesan itu.
4. Kekayaan tidak sama dengan harga diri
Orang yang kuat mental belum tentu kaya raya, namun mereka memiliki pengertian sendiir mengenai kekayaan. Mereka memiliki konsep diri yang baik dan tidak menggantungkan harga dirinya melalui harta benda. Mereka tidak memamerkan harta jika berpunya dan tidak pula mengasihani diri sendiri saat hidup cukup.
5. Tidak membiarkan dirinya diperhamba oleh benda-benda
Orang yang kuat mental tidak menggantungkan harga dirinya terhadap kepemilikan benda-benda. Baginya sah-sah saja membeli barang-barang yang bagus, namun ia tidak menggantungkan kebahagiaannya pada benda mati.
Klik 2 untuk melanjutkan membaca!
(Lakukan Ini Sebelum Melangkah Mencapai Kebebasan Finansial)