Orangtua, Jangan Pernah Sepelekan Terlambat Bicara Pada Anak

Tika Anggreni Purba
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Atasi Gagap Bicara dengan Cara Ini
Atasi Gagap Bicara dengan Cara Ini

Intisari-online.com—Banyak orangtua yang mempercayai mitos bahwa anak perempuan cenderung lebih cepat berbicara ketimbang anak laki-laki. Karena anak perempuan dianggap lebih cerewet.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Konsep yang salah ini juga kadang-kadang membuat orangtua tidak menyadari jika anak mengalami lambatnya perkembangan bahasa alias terlambat bicara (delayed speech). Padahal lambat bicara bisa mengindikasikan situasi yang lebih serius dari pada keterlambatan bicara biasa.

Karena itu, kata dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K) dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, orangtua perlu mengenali berbagai gangguan yang memiliki gejala keterlambatan bicara. Berikut enam jenis gangguan tersebut.

1. Terlambat bicara karena gangguan berbahasa ekspresif (expressive language disorder)

-

Pada usia dua tahun, anak tidak mampu untuk berbicara satu atau dua kata. Disebut sebagai gangguan berbahasa ekspresif karena ketidakmampuan anak untuk mengekspresikan kata-kata tersebut. ia paham, namun tidak mampu mengekspresikannya melalui bahasa.

Sebetulnya, pemahaman bahasanya normal dan ia juga tidak memiliki gangguan artikulasi (seperti cadel). Gangguan ini ditandai dengan kosa kata yang terbatas, sulit memilih/mengganti kata yang tepat, cenderung memendekkan kalimat yang panjang, serta sering salah kalimat. Anak bisa juga kehilangan awalan/akhiran kalimat, salah menggunakan kata penghubung, kata ganti, dan kata kerja.

Perlu dicatat, gangguan ini terjadi bukan karena retardasi mental (disabilitas intelektual), autisme, tuli, dan afasia.

(Inilah Lima Tanda Autisme yang Perlu Diketahui Orangtua)

2. Terlambat bicara karena gangguan berbahasa reseptif ( reseptive language disorder)

-

Bisa terjadi pada saat anak usia dua tahun, namun belum memiliki struktur bahasa yang baik. Misalnya ia sulit memahami kalimat negatif, pertanyaan, dan perbandingan. Ia juga kurang mengenali kehalusan nada suara dan bahasa tubuh.

Bisa dikenali sejak usia 12 bulan misalnya, anak tidak memberi respons saat ditunjukkan suatu benda. Usia 18 bulan, ia tidak mampu mengenali objek sederhana, bahkan tidak mampu mengikuti instruksi sederhana. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan terapi wicara.

3. Terlambat bicara karena disabilitas intelektual

-

Anak yang mengalami retardasi mental biasanya juga ditandai dengan lambat bicara. IQ-nya yang di bawah rata-rata membuatnya menjadi lambat bicara. Akibatnya ia mengalami gangguan bicara reseptif dan ekspresif.

Gejala anak yang mengalami disabititas intelektual adalah sering melamun, bengong, sibuk sendiri, prestasi akademik tidak sesuai usia, dan sering tantrum. Penanganannya dapat dilakukan di sekolah luar biasa, terapi orthopaedagogik, dan terapi remedial.

4. Terlambat bicara karena austisme ( austism spectrum disorder)

-
Anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti autisme, juga bisa mengalami terlambat bicara. Karena ia sendiri juga mengalami gangguan berkomunikasi dan interaksi sosial timbal baik.

Gangguan perkembangan bahasanya bisa dilihat seperti kecenderungan anak untuk membisu, isi pembicaraan aneh, menggunakan ungkapan yang bizar tanpa mempedulikan tanggapan orang lain.

Anak dengan austisme dapat ditandai sejak dini melalui: tidak ada kontak mata, tidak merespons saat diajak berbicara, cuek, tidak berempati, dan terbatas dalam minat dan perilaku. Gejalanya biasanya terjadi sebelum anak berusia 3 tahun, karena itu perlu dideteksi di usia 0-3 tahun. Situasi ini bisa ditangani dengan bantuan terapi maupun obat.

Klik "2" untuk melanjutkan membaca!

(Risiko Bayi ADHD Bagi Ibu Hamil yang Mengonsumsi Parasetamol)

Artikel Terkait