Intisari-Online.com- IQ atau Intelligence Quotient disebut sebagai standar yang untuk menilai kecerdasan seseorang. Tapi kecerdasan bukanlah segalanya. Oleh karena itu EQ atau Emotional Intelligence juga diperlukan. Apa yang harus lebih baik?
Dalam buku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman, EQ atau kecerdasan emosional sebenanrnya lebih penting dari IQ.
(Bayi yang Dekat dengan Ayah Punya IQ Lebih Tinggi, Punya Banyak Teman, dan Percaya Diri saat Dewasa)
Pada suatu waktu, IQ memang pernah dipandang sebagai penentu utama keberhasilan seseorang. Dengan IQ tinggi, maka seseorang diasumsikan hidup berprestasi.
Namun beberapa psikolog percaya bahwa langkah-langkah standar IQ terlalu sempit dan tidak mencakup berbagai kecerdasan, kemampuan, dan pengetahuan manusia.
Justru kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi alias EQ dapat memberikan peran yang lebih penting dalam kehidupan.
IQ memang masih diakui sebagai elemen penting dari kesuksesan, terutama tentang akademik. Orang dengan IQ tinggi biasanya memang pintar di sekolah sehingga ia bisa mendapat pekerjaan baik dan berpenghasilan besar.
(Inilah 11 Cara Sederhana untuk Meningkatkan IQ)
Nah, untuk melengkapi kadar kecerdasan intelektual tersebut, seseorang juga harus memiliki kecerdasan emosional.
Apalagi sekarang banyak perusahan yang melakukan pelatihan kecerdasan emosional dan memanfaatkan tes EQ sebagai bagian dari proses perekrutan.
Bahkan beberapa penelitian menemukan bahwa individu dengan EQ yang baik berpotensi menjadi pemimpin atau manajer.
Untuk itu, Daniel Golemen menguraikan lima konstruksi utama “Apa yang Membuat Seseorang Bisa Menjadi Pemimpin”.
(Inilah 11 Ciri-ciri Orang Cerdas yang Tidak Terkait dengan IQ)
1. Kesadaran diri. Kemampuan untuk mengetahui emosi, kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, tujuan dan dampak terhadap orang lain ketika ia membuat keputusan.
2. Regulasi diri. Mengendalikan atau mengarahkan emosi yang mengganggu lalu beradaptasilah dengan keadaan yang berubah.
3. Keterampilan sosial. Mengelola hubungan dengan orang lain ke arah yang diinginkan.
4. Empati. Mempertimbangkan perasaan orang lain ketika ia membuat keputusan.
5. Motivasi. Mendorong rekan-rekan kerjannya untuk mencapai suatu yang berprestasi.