Intisari-Online.com -Game di Indonesia punya pasar yangsangat menggiurkan. Coba tengok data-data berikut: menurut situs Newzoo pada 2014, setiap tahunnya sekitar 100 game baru dilahirkan di Indonesia oleh para pengembang lokal.
Lihat ini juga. Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif, Hari Santoso Sungkar, mengatakan, pada 2014, pasar game di Indonesia mencapai 181 juta dolar AS, meningkat menjadi 321 juta dolar AS pada 2015, dan meningkat lagi menjadi 600 juta dolar AS pada 2016.
(Ingin Beli Smartphone Asus yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Artinya, pasar game Indonesia selalu meningkat tajam. Persoalannya, lanjut Hari, dari ratusan juta itu, hanya satu persen yang disumbangkan pengembang game asli Indonesia. Selebihnya, game luar negeri.
“Itulah makanya, kami ingin mengumpulkan para pengembang game di seluruh Indonesia untuk menjadikan game Indonesia menjadi tuan rumah di negara sendiri,” ujar Hari dalam acara Berkraf Developer Day (BDD) di Bogor, Sabut (1/3).
(Setelah Jadi Guyonan di Media Sosial, Kini Patung Macan Cisewu Bisa Kita Temukan di Game Android)
Kegelisahan yang juga ditunjukkan oleh Narenda Wicaksono, Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), yang juga salah satu otak di balik suksesnya acara BDD ini. Meski demikian, ia dengan tegas bilang bahwa secara sumber daya manusia, Indonesia siap bersaing dengan pengembang game global.
“Tapi itu saja tidak cukup. Secara kuantitas kita masih kurang dan kualitasnya harus ditingkatkan lagi,” ujar laki-laki berkacamata ini.
Fokus utama AGI sendiri adalah bagaimana menproduksi pencipta game sebanyak-banyaknya dengan kualitas yang mumpuni. Karena itu yang paling dibutuhkan untuk bersaing dengan pengembang game global. Selain itu, mereka juga terus mendorong supaya pengembang game di Indonesia bisa mengembangkan potensi masing-masing. Baik dalam produksi, pemasaran, dan jaringan.