Intisari-Online.com- Ada sebuah kisah dari suami-istri tentang anjing kesayangan mereka bernama Murphy. Walau sudah meninggal dunia dalam waktu yang cukup lama, ternyata kepergian Murphy masih membuat keduanya sedih.
(Sejak 130 Tahun yang Lalu, Hampir Semua Presiden AS Memelihara Anjing ... kecuali Donald Trump)
Diketahui bersama jika anjing merupakan salah satu hewan yang dekat dengan manusia. Apalagi bagi sebagian dari mereka yang mengatakan jika anjing bukan hanya seekor hewan tapi anjing adalah teman mereka.
Dilansir dari psychologytoday.com, buat mereka yang menganggap anjing seperti teman atau keluarga, maka ketika anjing tersebut meninggal dunia maka perasaan itu sama seperti kita kehilangan teman atau keluarga. Hanya saja kita sedikit malu untuk menunjukkan kesedihan itu ke masyarakat.
(Laki-laki Sikh Ini Rela Melanggar Aturan Agama Demi Selamatkan Anjing yang Tenggelam)
Lalu apa yang membuat anjing begitu berharga bagi kita?
Seorang antrolog, Brian Hare, telah mengembangkan “Domestication Hypothesis” untuk menjelaskan metaformorfosis dari anjing. Mulai dari nenek moyang serigala abu-abu sampai menjadi bentuk yang kita ketahui sekarang.
Evolusi anjing ini terjadi karena mereka terus beradaptasi dengan kehidupan manusia selama 10.000 tahun. Adaptasi ini terjadi karena interaksi yang sangat banyak dan berbagai cara antara seekor anjing dan seorang manusia.
Bahkan hubungan seekor anjing dan seorang manusia jauh lebih memuaskan daripada hubungan selama manusia. Ini dikarenakan anjing memberikan umpan balik positif tanpa syarat.
(Cerita Marc Ching Menyelamatkan Seribuan Anjing dari Festival Makan Daging Anjing di China)
Tidak hanya respon yang baik, berinteraksi dengan anjing juga membuat kita merasa baik. Ada penelitian yang mengungkapkan jika pemiliki anjing lebih bahagian daripada mereka yang memiliki kucing atau yang tidak memelihara hewan.
Melalui sebuah MRI scan, ketika seekor anjing mendapat pujian dari pemiliknya maka otak anjing bergerak sama seperti mereka mendapatkan makanan. Bahkan pujian dinilai lebih efektif ketimbang makanan.
Anjing juga bisa mengenali emosii manusia dari memandang wajahnya saja. Menariknya, anjing bisa memahami niat manusia. Mana yang mau berteman dengannya, mana yang tidak mau.
Perasaan anjing yang seperti ini dikarekanan mereka mampu memahami komunikasi manusia. Sementara hewan lain tidak.
Kehilangan banyak hal
Menurut psikolog, Julie Axelrod, penyebab kita masih bersedih ketika kehilangan anjing ini dikarenakan kita tidak hanya kehilang satu hal saja. Ada beberapa kehilangan yang kita rasakan.
Seperti kehilangan pendamping utama, sumber cinta tanpa syarat, “saksi kehidupan” yang memberikan keamanan dan kenyaman, dan anak didik kita.
Selain mengganggu rutinitas harian, bagi mereka yang memiliki keterikatan dengan anjing besar, saat kehilangan anjing, maka bisa terjadi perubahan gaya hidup sampai stres.
Sehingga tidak heran jika sebagian orang merasa sangat kehilangan jika anjingnya hilang atau meninggal dunia.