Intisari-Online.com - Sambil mengayuh becaknya, mata Sadiyo Cipto Wiyono atau yang lebih dikenal dengan Mbah Sadiyo terus memantau setiap jengkal jalan yang dilaluinya.
Meski berprofesi sebagai pemulung, ternyata tujuannya tak sekadar mencari barang bekas yang tak terpakai, Sadiyo juga mencari jalan yang berlubang.
Jika pada akhirnya menemukan jalan dengan lubang cukup besar, Sadiyo akan berhenti untuk kemudian menurunkan perlengkapan menambal jalan. Tak lupa pria kelahiran 7 April 1952 ini memarkir becaknya menutupi separuh jalan.
Di tengah terik matahari yang menyengat, serta lalu lalang kendaraan, termasuk truk-truk besar, Sadiyo menambal jalanan yang bolong.
Entah sudah berapa pulung lubang jalan yang sudah Sadiyo tambal seorang diri menggunakan semen yang dia beli sendiri setelah menyisihkan pendapatannya. Sadiyo biasanya hanya berhasil memperoleh pendapatan Rp100 ribu per minggu dari mengumpulkan barang bekas.
“Kalau beruntung bisa dapat Rp150 ribu,” ujar Sadiyo seperti dikutip dari detik.com.
Untungnya, khusus untuk pasir, warga dukuh Grasak RT 42 RW 11 Desa/Kecamatan Gondang, Sragen, tersebut kerap mendapat sumbangan dari orang-orang yang kebetulan sedang membangun rumah.
Walau memang “Kadang dikasih, kadang tidak dikasih," katanya.
"Awalnya dulu (2012) pas berangkat memulung, becaknya masuk lobang yang cukup dalam. Ban saya rusak dan terpaksa diperbaiki. Setelah bisa pulang, saya teringat masih memiliki persedian pasir dan ada sedikit rezeki buat beli semen. Saya bawa semen dan pasir dan menambal lobang itu, tapi ternyata tidak hanya satu, ada kurang lebih tujuh atau delapan yang saat itu saya tambal," kata Sadiyo, Senin (28/2/2017), seperti dikutip dari kompas.com.
"Bahkan ada tetangga saya yang jatuh, patah tulang. Dia beri tahu saya kalau ada jalan berlubang. Setelah dapat rezeki ya saya tambal jalannya," kata kakek yang tinggal bersama istrinya, Tumirah, 65, dan seorang cucu laki-laki yang yatim piatu, seperti dikutip dari detik.com.
"Harapan saya jangan sampai ada orang lain yang terperosok gara-gara lubang jalan, seperti yang pernah saya alami. Maka saya sisihkan sedikit buat beli semen atau pasir," katanya.
Meski pada awalnya banyak yang memandang sebelah mata, belakangan semakin banyak orang yang melirik kegiatan menambal jalan yang dilakukan Mbah Sadiyo. Ada yang sekadar mengucapkan terima kasih, ada juga yang membelikan makanan, minuman atau bahkan uang, yang biasanya dibelikan semen oleh Mbah Sadiyo.
Perbuatan baik Mbah Sadiyo tak hanya itu, dia juga kerap membantu pengendara kendaraan bermotor yang kehabisan bahan bakar. Dengan sukarela, Mbah Sadiyo memberikan premium yang kerap dibawa sertanya di atas becak.
“Hati saya terketuk melihat semua itu. Kasihan ibu dan bayinya. Sejak itu saya selalu menyediakan tiga botol bekas air kemasan berisi bensin,” kata Sadiyo menceritakan kisahnya membantu ibu-ibu yang membawa bayi dan kehabisan bahan bakar, Rabu (15/2), seperti dikutip dari solopos.com.
"Saya niatnya membantu kok, tidak masalah dengan omongan orang lain," katanya.
"Saya ini memang miskin. Tapi batin saya tidak miskin," tutupnya, seperti dikutip dari detik.com.