Bahkan, kata Jufri, kain ini sebenarnya tak dijual di manapun, melainkan merupakan pemberian berharga dari kerajaan Arab Saudi.
"Itu Rp1 miliar aja enggak dapet, enggak ada barang, mana ada jual kecuali kerajaan yang ngasih kan. Itu kan dari kerajaan aja itu kalau kita enggak dapat," katanya.
Bicara soal kiswah yang menjadi "baju" Kabah memng sangat menarik.
Kiswah pertama di zaman jahiliah dibuat oleh Raja Abu Karab Asaad Al Hamiri, sampai kemudian datangnya Islam, dan Nabi Muhammad SAW mengambil alih pembuatan kiswah.
Selanjutnya diteruskan Khafilah Al Rashidin, dan penggantinya sampai ke sekarang.
Waktu Raja Al Malik Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud berkuasa, ia membangun pabrik kiswah tahun 1346 Hijriyah, dan kembali membuat pabrik modern di Ummul Joud pada 7 Rabiul Akhir 1397 Hijriyah.
Sebuah kiswah menghabiskan biaya sampai Rp42 miliar, dengan sutra yang diperlukan 670 kilogram.
Tinggi kiswah mencapai sekitar 14 meter, dengan lebar antara dua rukun 10,18 meter, di sisi Multazam selebar 12,50 meter, sisi Hajar Aswad 10,50 meter
Kabarnya pemerintah Arab Saudi mendatangkan Tim ahli dari Universitas Umm Al-Qura di Mekah, Arab Saudi, untuk menanamkan teknologi canggih di kiswah.
Kain penutup Kabah tersebut dikuatkan dengan serat kevlar, sejenis serat sintetis yang memiliki daya tahan tinggi.
BACA JUGA: Inilah yang Akan Terjadi Jika Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR