Intisari-Online.com -Belakangan ini nama Xiaomi tak sementereng Vivo dan Oppo. Pada 2016 lalu, kedua nama vendor itu sukses mempecundangi pabrikan China itu denganmenggesernya dari lima besar vendor smartphone global.
Untuk merebut posisi itu lagi, Xiaomi sudah menyiapkan strategi untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya adalah dengan lebih gencar melengkapi portofolionya dengan ponsel kelas menengah hingga high-end.
(Lima Menu Sarapan Sehat Ini Cocok untuk Menghadapi Jadwalmu yang Padat)
Apakah itu artinya Xiaomi akan mengurangi smartphone berbandrol murah pada 2017 nanti?
Kita tahu, selama ini Xiaomi lebih banyak merilis ponsel untuk kelas menengah ke bawah. Beberapa produk flagship-nya pun dipatok dengan harga relatif lebih murah sekitar 25 persen dari para pesaingnya.
Pada akhir tahun lalu, Xiaomi melakukan terobosan dengan menghadirkan dua ponsel flagship dalam waktu bersamaan. Keduanya adalah Mi Note 2 dan Mi Mix yang eksklusif dipasarkan di China.
Mi Note 2 mendapat sambutan baik. Dalam waktu 50 detik pada penjualan perdananya, ponsel yang dihargai mulai Rp5,3 jutaan itu ludes terjual. Xiaomi tak mengumbar berapa stok unit yang disediakan kala itu. Antusiasme tinggi juga tampak pada penjualan perdana ponsel ber-bezel tipis, Mi Mix. Ponsel yang harganya dimulai Rp6,7 jutaan itu ludes terjual dalam 10 detik.
(Xiaomi Redmi 4A Sudah Meluncur di Indonesia, Harganya pun Cuma Rp1,5 Jutaan)
Meski demikian, menurut sumber dalam, angka penjualan kedua model tersebut belum memenuhi ekspektasi untuk penjualan di kuartal pertama 2017. Xiaomi masih terus menggenjot penjualan dua lini tersebut di negara asalnya.
Selain strategi memperbanyak portofolio ponsel flagship, Xiaomi juga dikatakan hendak memperbaiki manajemen rantai pasokan alias supply chain. Xiaomi dikatakan sedang mempertimbangkan bekerja sama dengan pemasok baru untuk beberapa komponen.
Xiaomi pun agaknya bakal lebih mandiri. Vendor yang baru ditinggal Hugo Barra tersebut berencana merilis seri Mi 5C menggunakan chipset buatan sendiri, yakni Pinecone V670 yang rencananya dirilis pada Maret mendatang. Apakah strategi-strategi Xiaomi tepat sasaran dan mampu mengantarnya kembali ke posisi lima besar smartphone global? Belum ada yang bisa memastikan. Kita tunggu saja.