Intisari-online.com - Masyarakat Indonesia terhenyak saat mendengar kabar bahwa salah satu teduga pembunuh Kim Jong Nam (13/2), kakak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, adalah seorang WNI. Dia bernama Siti Aisyah, pekerja urban asal Serang yang merantau ke Malaysia.
Sejumlah saksi mata di Bandara Kuala Lumpur, lokasi pembunuhan, mengatakan bahwa Aisyah menutup wajah Jong Nam dengan sapu tangan sementara rekan lainnya menyemprotkan gas beracun VX (sumber lain menyebutkan menyuntikkan) ke kakak Kim Jong Un.
Sebuah spekulasi mengemuka tentang misteri Siti Aisyah. Ada yang meyakini bahwa Aisyah merupakan mata-mata yang direkrut khusus oleh dinas rahasia Korut.Dia kemudian dilatih selama kurang lebih 4 tahun untuk menjadi pembunuh terlatih.
(Mirip Film James Bond, Kakak Kim Jong Un Tewas Diracun Agen Rahasia Korut di Malaysia)
"Perekrutan spy Korut itu tidak mengenal bangsa atau warga negara mana pun, semua campur jadi satu direkrut semuda mungkin. Biasanya wanita usia 20 tahun dari berbagai negara dengan kemampuan baik atau punya kelebihan," jelas Iwamura Kazuya, senior staff writer Kyodo News yang banyak meliput soal-soal Korut, seperti dilansir Tribunnews.
Dugaan tersebut semakin menguat setelah di sebuah hotel kawasan Ampang Kuala Lumpur, tempat Aisyah menginap ditemukan sejumlah barang mahal.Polisi Malaysia menemukan uang tunai sedikitnya 300 dolar AS, kaca mata hitam (sunglass), dua ponsel, dan dompet mahal Louis Vitton.
"Bukan hanya jumlah barang atau model barang atau jenis barang yang disita, tetapi jumlah barangnya juga sedikit dan mempunyai arti besar untuk operasinya, membuktikan dia sebagai mata-mata yang terlatih di Korut sebelumnya," ujarnya.
TAMPANG BLOON KOK JADI MATA-MATA
Meski begitu, tidak semua orang sepakat bahwa Aisyah adalah seorang mata-mata. Nia (25), misalnya. Warga Tambora, Jakarta Barat mengaku kenal dengan Aisyah. Dia mengatakan bahwa Aisyah adalah sosok lugu dan tertutup.
"Saya tak percaya. Tampangnya saja bloon," tutur Nia kepada wartawan. Dia mengetahui Aisyah ditangkap petugas keamanan setelah melihat berita di televisi.Di berita itu diperlihatkan foto Aisyah di paspornya.
Patutdiketahui, pada medio 2008 dan 2011 Aisyah memang pernah tinggal di Tambora. Dia dan suaminya saat itu tinggal di kediaman sederhana dengan cat yang mengelupas berwarna merah di lingkungan padat penduduk di Tambora
Aisyah digambarkan mertuanya Tjia Lian Kiong, "sangat baik, sopan dan sangat menghormati orang."
"Saya tidak percaya bahwa ia akan melakukan kejahatan semacam itu," ucap mertuanya seperti disampaikan kepada AP.
Aisyah menikah dengan anak Lian Kiong yang bernama Gunawan Hasyim. Keduanya dikarunia anak pada 2009. Setelah melahirkan, Aisyah dan suaminya merantau ke Malaysia. Di sana Aisyah bekerja sebagai penjaga toko sementara Gunawan sebagai pegawai restoran.
Sayang pernikahan keduanya tak bertahan lama dan bercerai.Sejak itu, Aisyah hanya bisa menengok anaknya yang tinggal di Jakarta setahun sekali. Terakhir kali dia menengok anaknya pada 28 Januari lalu saat Imlek. Namun, pada kepulangannya terakhir Aisyah mengaku pergi ke Batam, bukan Malaysia.
(10 ManfaatTersembunyi Sarapan)
IKUT REALITY SHOW
Jika kenalannya saja tidak percaya bahwa Aisyah adalah mata-mata Korut, apalagi keluarganya di Serang. Dia dikabarkan sempat menelepon ibunya, Benah (50) setelah ditangkap kepolisian Malaysia. Aisyah meminta ibunya tidak mengkhawatirkan kondisinya.
Keponakan Aisyah, Iqbal, menyebut Aisyah menelepon pada hari Kamis (16/2) malam. "Pertama kan teleponan sama emak, malam pokoknya dia suruh doain aja. Pokoknya emak jangan kuatir," kata Iqbal menceritakan isi percakapan telepon Aisyah dan ibunya kepada detikcom di kediamannya di Kampung Ranca Sumur, Serang, Banten, Jumat (17/2/2017).
Tapi Aisyah tak menceritakan rinci kasus yang membuatnya harus ditahan untuk diperiksa intensif selama 7 hari setelah penangkapan. Aisyah ditangkap atas dugaan terlibat pembunuhan Kim Jong-Nam.
Di Malaysia, Aisyah mengaku diajak bekerja dalam program reality show televisi mengisengi orang. Iqbal tak tahu persis program reality show yang dimaksud. Aisyah menurutnya direkrut oleh pihak agensi yang juga tidak diketahui Iqbal.
"Sekali syuting kurang lebih Rp 2-3 jutaan. Pokoknya nggak jauh dari situ," sebut Iqbal soal bayaran yang diterima Aisyah.
KAPOLRI TIDAK YAKIN AISYAH MATA-MATA
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari pihak Malaysia, Aisyah mungkin dimanfaatkan kelompok tertentu untuk membunuh Jong-Nam. Namun ia tidak menyadari tengah dimanfaatkan.
"Kemungkinan dia hanya digunakan. Dia tidak menyadari bahwa itu adalah upaya pembunuhan (yang dilakukan) kelompok tertentu yang diduga agen dari luar. Dimanfaatkan, tapi dia tidak tahu itu untuk apa," kata Tito kepada wartawan di kampus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Jumat (17/2).
Menurut Tito, Aisyah awalnya dimanfaatkan untuk aksi lucu-lucuan. Mereka sudah pernah melakukan aksi serupa sebanyak tiga sampai empat kali dengan tujuan sebagai aksi untuk bercanda.
"Kalau pernah nonton acara 'Just for Laughs' yang lucu-lucu itu, itu ada namanya prank. Prank itu aksi lucu-lucu," ujarnya.
Kans Aisyah adalah mata-mata Korut sekaligus pembunuh terlatih sangat kecil. Pasalnya, andai dia seorang mata-mata, pasti usai membunuh akan melarikan diri dan bersembunyi. Tidak malah bersantai di sebuah hotel.
POLISI MALAYSIA MEMBURU 4 PRIA
Polisi Malaysia masih memburu empat pria yang diduga terlibat pembunuhan Kim Jong-Nam. Empat pria itu diduga telah memperdaya dua tersangka wanita, termasuk Aisyah.
Dilaporkan China Press seperti dilansir media Malaysia, The Star, Aisyah dan temannya asal Vietnam Doan Thu Huong tinggal di China antara satu hingga tiga bulan dan di sana mereka berkenalan dengan seorang pria. Menurut surat kabar China itu, pria tersebut adalah mata-mata yang memperkenalkan Doan dengan empat pria yang kini tengah diburu kepolisian Malaysia terkait pembunuhan Kim Jong-Nam.
Aisyah mulai terlibat ketika Doan diminta oleh pria tersebut untuk mencari seorang teman untuk melakukan syuting video lelucon. Doan pun mengajak Aisyah yang memang sudah saling kenal.
Dilaporkan bahwa Aisyah ditugasi untuk menutup wajah Jong-Nam dengan sapu tangan sementara Doan memberikan suntikan racun. Keduanya beberapa kali melakukan latihan aksi tersebut.
Jika benar Aisyah dijebak dengan modus syuting acara reality show, sungguh malang nian nasib perempuan asal Serang ini. (Dari berbagai sumber)