Intisari-Online.com - Dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2/2017), PSG menghempaskan Barca 4-0. Gol-gol dari Angel Di Maria (2 gol pada menit 18 dan 55), Julian Draxler (menit 40), dan Edinson Cavani (menit 71) bikin nasib Barcelona di Liga Champions musim ini berada di ujung tanduk.Optamencatat belum ada klub yang mampu lolos dari babakknockoutjika menelan hasil menyakitkan seperti itu.
(Apa jadinya Barca tanpa Messi?)
Tak hanya pelatih Barca, Luis Enrique, yang tak bisa berkata-kata dengan hasil itu. Lionel Messi pun merasa mati kutu dalam pertandingan itu. Ia menjadi bulan-bulanannetizenlantaran dianggap tidak punya kontribusi di pertandingan itu. Namun bukan kali ini saja Messi mengalami kekalahan telak seperti itu.
Dalam ajang Piala Dunia FIFA ke-19 tahun 2010 di Afrika Selatan, Messi yang memperkuat Argentina mengalami kekalahan telak. Di babak perempat final yang dilaksanakan di Stadion Green Point, Cape Town, Argentina dibekap Jerman dengan skor 0 - 4. Gol-gol Jerman lahir dari Thomas Mueller (menit ke-3), Miroslav Klose (menit ke-68 dan 89), serta Arne Friedrich (menit ke-74).
(Messi pun pernah menciptakan gol dengan bantuan tangannya.)
Kekalahan telak ini menambah rentetan hasil sebelumnya di laga penyisihan saat Argentina harus malu menelan kekalahan dari tim semenjana Bolivia dengan skor 1 - 6 di Santa Cruz de La Paz.Memang, Bolivia sering menyulitkan jika bertanding di kandang karena daerahnya yang tinggi, 3.650 m di atas permukaan laut (Bandingkan dengan puncak Gunung Semeru - gunung tertinggi di Pulau Jawa, 3,676 m). Kesebelasan Brasil pun pernah merasakan keangkeran La Paz ketika ditekuk Bolivia 2 - 0 pada kualifikasi Piala Dunia 1994.
Selang tiga tahun, 2013, peraih trofi Ballon d'Or lima kali itu kembali mendapat hasil yang memalukan. Kali ini bersama Barcelona, ia dicukur Bayern Munich dari Jerman dengan agregat 0-7 dalam babak semifinal Liga Champions 2012/13. Di leg pertama yang dipertandingkan di kandang Bayern (Allianz Arena) pada 23 April 2013, Barcelona kalah 0 - 4. Di leg kedua pada 1 Mei 2013, Barcelona kembali bertekuk lutut dengan skor 0 - 3 di kandangnya sendiri, Camp Nou.
(Bayern Munich kemudian keluar sebagai juara setelah di final menundukkan Borussia Dortmund 2 - 1.)
Ketidakmustahilan mengalahkan tim yang diperkuat Messi kembali terjadi. Athletic Bilbao berhasil mencukur Barcelona 4 - 0 dalam laga leg pertama Supercopa Spanyol pada 14 August 2015 di San Mames. Tim yang diperkuat Aritz Aduriz itu pada akhirnya berhasil keluar sebagai juara dengan agregat 5 - 1.
(Mengenal gejala awal penyakit batu ginjal yang pernah diderita Messi.)
Tak hanya kekalahan mencolok yang dialami Messi. Namun juga kegagalan menjadi juara di babak final pada sebuah pertandingan tingkat internasional. Tragisnya, kegagalan itu terjadi dalam waktu tiga tahun beruntun. Pertama terjadi pada final Piala Dunia 2014 saat Argentina kalah 0 - 1 dari Jerman lewat perpanjangan waktu. Selanjutnya dua kali kalah dari Chile di final Copa America 2015 dan 2016. Dalam dua laga itu Tim Tango kalah lewat adu penalti 1 - 4 dan 2 - 4 setelah sebelumnya bermain 0-0 sampai perpanjangan waktu.
Sehebat-hebatnya Messi, ia adalah manusia. Selain itu, sepakbola adalah permainan tim.