Intisari-Online.com -Ketiadaan perang tak menjamin sebuah negara menjadi aman dan damai. El Salvador ini contohnya. Belum lama ini, negara yang terletak di Amerika Tengah itu tengah memulai proses pengadilan terhadap 30 anggota geng dan mereka diadili sebagai terduga teroris.
Ratusan orang itu diduga sebagai otak atau pelaku utama kerusuhan yang menyebabkan moda transportasi darat tutup di berbagai kota dan menewaskan tujuh sopir bus pada dua tahun lalu.
(Ronnie dan Reggie Kray, Gangster Kembar yang Berhubungan Seks Gay Satu Sama Lain)
Sebagai informasi, El Salvador merupakan salah satu negara yang paling keras dan berbahaya di luar zona perang di bumi ini dan sebagian besar karena kekerasan antargeng atau terkait dengan geng kejahatan. Persidangan itu sendiri berlangsung sepanjang minggu ini dengan vonis dijadwalkan akan dibacakan pada Jumat (17/2), seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Jika sidang pengadilan memerintahkan beberapa atau semua dari mereka untuk dipenjara, para tedakwa akan menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun jika terbukti bersalah. Para terdakwa semua diduga merupakan anggota kelompok kekerasan bernama Revolucionarios dari sebuah geng besar bernama Barrio 18.
Sebagian besar dari para terdakwa itu ditangkap pada Agustus 2015 dan telah dipenjara sejak saat itu. Jika pengadilan tidak menemukan bukti, mereka semua akan dibebaskan. Menurut jaksa, anggota geng mengancam untuk membunuh para sopir jika tidak mau melakukan aksi mogok.
Kerusuhan terjadi di lima kota dengan tujuh sopir dibunuh pada Juli 2015. Jaksa penuntut mengatakan, para pelaku “melanggar hak konstitusional” dan berasal dari “organisasi teroris yang menyebabkan gangguan keamanan negara”.