Post Power Syndrome, Saat Seseorang Tidak Bisa "Move On" dari Kejayaan Masa Lalu

Tika Anggreni Purba
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Terjebak Kekuasaan Masa Lalu Sebabkan Seseorang Alami Post Power Syndrome
Terjebak Kekuasaan Masa Lalu Sebabkan Seseorang Alami Post Power Syndrome

Intisari-)nline.com—Bayang-bayang masa lalu bermanfaat kalau memberikan kenangan yang manis. Namun akan merugikan jika bayang-bayang masa lalu itu malah memperburuk keadaan kita di masa sekarang dan di masa mendatang. Apalagi jika masa lalu mempengaruhi kesehatan mental. Salah satu gangguan kepribadian yang disebabkan jebakan masa lalu adalah post power syndrome (PPS).

(Sindrom Takotsubo, Bukti Bahwa Orang Benar-benar Bisa Mati karena Patah Hati)

PPS merupakan gangguan psikologis yang dialami seseorang saat memasuki dan menjalani masa pensiun atau berhenti dari masa kesuksesannya. Umumnya memang terjadi pada orang-orang yang sudah lanjut usia dan tadinya memiliki kekuasaan.

Misalnya pernah menjadi penguasa, pejabat tinggi, pemimpin perusahaan, atlet hebat, selebritas terkenal, dll. Apalagi jika status “orang hebat” lekat baginya sebelum ia pensiun. Maka ketika status dan jabatan itu dilepas, ia rentan mengalami PPS.

PPS menyebabkan seseorang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia tidak sehebat dulu.
Kondisi PPS ditandai dengan munculnya stres, depresi, perasaan tidak senang, kehilangan harga diri, kecewa, merasa tidak adil, sedih, bahkan mengasihani diri sendiri.

Kondisi ini terjadi karena seorang penderita PPS merasa ia yang tadinya begitu dihargai, dihormati, dan dielukan , namun semua itu kemudian hilang saat ia berhenti/pensiun. Ia merasa bahwa keberadaannya, kemampuannya, dan kehebatannya tidak lagi diperhitungkan orang lain seperti dulu.

Ya, kalau disederhanakan PPS ini disebut sebagai orang yang hidup dalam bayang-bayang kekuasaan masa lalu. Entah itu kekuasaannya dalam karier, intelegensi, kepemimpinan, dan kehebatan-kehebatan lainnya. Ia belum mampu menerima kenyataan bahwa ia sudah tidak berjaya dan tidak lagi sekuat sebelumnya.

Secara umum yang paling kelihatan dari seseorang yang mengalami PPS adalah kondisi emosionalnya yang tidak stabil. Ia menjadi lebih mudah tersinggung alias sensitif, senang jika kejayaannya dibicarakan, sering menunjukkan kemarahannya baik di rumah maupun di tempat umum.

Sebetulnya tidak semua orang akan mengalami PPS ini ketika memasuki usia lanjut atau pensiun. Umumnya mereka yang senang dengan pujian, apresiasi, senang dilayani, dan penghargaan dari orang lain rentan mengalami PPS.

Termasuk pula orang yang selalu membutuhkan pengakuan dari orang lain. Sebab mereka yang menggantungkan makna hidupnya pada kedudukan tinggi dan kekuasaan semata.

Bagaimana agar tidak terkena PPS dan bagaimana mengatasinya kalau sudah mengalami?

Klik “2” untuk melanjutkan membaca.

(Inilah 5 Sindrom Psikologi Aneh yang Jarang Terdengar Namun Benar-benar Pernah Terjadi (1))

Artikel Terkait