Bumbu Rujak Ketemu Soto Babat

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Bumbu rujak ketemu soto babat
Bumbu rujak ketemu soto babat

Intisari-Online.com – Nama makanan ini terdengar cukup aneh: rujak soto. Rujak kok disoto. Soto kok dirujak. Tak perlu heran, makanan khas Banyuwangi ini memang unik. Di daerah asalnya, rujak soto ini biasanya dijual di kampung-kampung secara berkeliling atau di warung kaki lima. Tapi untuk bisa mencicipi menu unik ini, Anda tak harus datang jauh-jauh ke Banyuwangi. Cukup datang saja ke Depot Dahlia, di Jln. Ngagel Jaya Barat nomor 5, Surabaya.

--

Warung tadi memang spesialis masakan-masakan khas Banyuwangi. Ibu Erry, pemilik warung Dahlia yang asli Banyuwangi, telah berjualan menu unik ini sejak tahun 1998. Awalnya ia memang berjualan rujak soto di Banyuwangi, lalu hijrah ke Surabaya.

Warung ini berada di dalam kompleks perumahan, tampilannya seperti rumah biasa, tidak kentara sebagai sebuah warung yang laris. Anda bisa mengenali warung ini dari ciri khas cat hijau yang mendominasi bangunan rumah sekaligus warung ini.

Sesuai namanya, rujak soto adalah rujak yang diberi kuah soto. Atau, bisa juga dikatakan sebagai soto yang diberi bumbu rujak. Wah, dua jenis makanan dicampur aduk seperti ini bagaimana ya rasanya? Penasaran? Mari kita lihat dulu isinya.

Rujak yang dipakai di sini mirip dengan rujak cingur tetapi tidak berisi cingur. Isinya bermacam-macam sayuran, antara lain taoge, kangkung, tahu, tempe, mentimun, seledri, plus bawang goreng.

Sambalnya juga sambal petis udang tapi komposisi petisnya tidak sebanyak seperti pada rujak cingur. Komponen utama sambal terdiri atas petis, kacang, garam, gula jawa, terasi, dan cabai. Rujak ini kemudian disiram kuah soto babat dan paling akhir diberi sedikit kecap. Karena sotonya soto babat, maka rujak soto ini pun berisi irisan babat. Biasanya, rujak soto ini dihidangkan bersama lontong atau nasi.

Singkatnya, rujak soto ini adalah soto babat dicampur rujak cingur tanpa cingur. Aneh 'kan? Kuahnya gurih pekat, gabungan antara gurih soto babat ditambah dengan gurih sambal petis dari rujaknya. Dengan harga seporsi Rp 11.000,-, rujak soto ini bisa dinikmati sebagai makan siang yang mengenyangkan karena berisi cukup banyak lontong dan aneka sayuran. Soto yang dipakai hanya berisi babat, tidak ada daging sama sekali. Karena itu, maaf, menu ini hanya buat mereka yang memang tidak berpantang makan babat atau jeroan. Bagian sotonya saja sebetulnya sudah cukup lezat dinikmati tanpa campuran bumbu rujak. Maka rasa gurihnya menjadi semakin kuat karena dicampur dengan sambal petis.

Pembeli bisa saja memesan rujak dan sotonya secara terpisah. Tapi, kalau dipisah, namanya tentu bukan rujak soto lagi, tapi rujak dan soto. Artinya, kita tidak sedang menikmati makanan khas Banyuwangi ini.

Selain rujak soto sebagai menu utama, di depot Dahlia ini tersedia juga rujak gobet khas Banyuwangi. Seporsi harganya Rp 10.000,-. Isinya serutan bengkoang, nanas, mangga, mentimun, dan pisang batu. Rujak ini dihidangkan bersama es batu. Bumbu rujak dibuat dari kacang, petis, terasi, gula merah, dan garam. Rasanya seperti rujak serut kebanyakan. Rasa terasinya tidak begitu kentara karena sudah bercampur dengan petis yang gurih manis.

Irisan aneka buah yang rasanya manis, asam, dan sepat berpadu dengan manis gurih sambalnya. Karena dihidangkan bersama es batu, rujak ini punya efek menyegarkan. Cocok dinikmati saat siang hari di Surabaya yang panas. • Bimo

Artikel Terkait